Blog ini adalah blog pribadi. Berisi tentang curhatan, sudut pandang dan pengalaman Penulis

Rabu, 05 November 2025

Tanpa Judul

Entahh...
Aku mulai bertanya
Seketika saja terlintas dalam kepala
Aku ini pengecut, ya?
Betapa aku ingin kesana
Tapi tk kunjung ambil langkah, seolah ku biarkan terlewat begitu saja.
Seketika pula hadir khawatir
Takut tak sesuai ingin kupikir
Tapi masa iya? Bahkan aku tak pegang setir

Aneh.. Ini aneh...
Seperti mendamba salju di musim kemarau
Semakin aneh, karna bayangan ku tampak nyata
Ah, mungkin mengigau

Apa mungkin aku tunggu di barat saja?
Berharap pada ketidaksengajaan selanjutnya
Sepertinya paling gampang begitu
Ketidaksengajaan menghadirkan temu
Tapi, apa serunya gampang dan menunggu?

Ah, entahlah
Barusan terlintas lagi dalam kepala
Mungkin aku susul saja kau kesana.
Read More

Rabu, 21 Februari 2024

YAKUSA!

Tanda pudarnya sebuah ketulusan adalah ketika meluangkan waktu menghitung-hitung apa saja kekurangannya. Kekurangan tetap ada dan akan selalu ada.

Terlalu banyak alasan untuk pergi meninggalkan. Tapi hanya satu alasan yang membuat bertahan, cinta.

Cinta adalah cinta. Buta. Tak ada logika. Hal-hal kecil untuk bertahan akan selalu ada. Sekedar selipan tawa, bahkan dalam duka. Sekedar selipan canda, bahkan dalam lara. Dan sekedar teriakan YAKUSA!

Demikian aku artikan cinta. Bahkan dalam segalanya.
Read More

Sabtu, 23 September 2023

Aku Malu

 Sulit untuk dipungkiri bahwa memang pada kenyataannya aku masih belum bisa berbenah. Masih tak ada yang berubah, sampah.

Terlalu banyak bercanda dan bersantai yang pada akhirnya aku menyadari bahwa arah pun aku tak punya, lalai. Bukan kali pertama aku tersadar sebenarnya.

Saat ini terasa lucu, ketika aku katakan akan merubah dunia. Tapi nyatanya, melipat selimut sesaat setelah bangun tidur pun aku tak mampu.

Aku tak pernah tegas.
Tegas untuk memilih.
Tegas untuk menentukan jalan hidupku.

Aku malu, kata-kataku tak ada aksi nyata.
Aku malu, pada nyatanya aku tak pernah ada upaya.
Aku malu, tapi sengaja aku tulis ini agar semua orang tau.
Bahwa memang saat ini aku se-sampah itu.

Ini kali terakhir aku tuliskan kebodohan ku.

Read More

Kamis, 20 Juli 2023

Bingung (Bukan Sajak Biasa)

Meja itu saksi atas bincang asa
Sesap kopi iringi lantunan mimpi yang membara
Tiap kata mengalun disertai makna
Makna berhimpun menjadi irama
Duduk-duduk mengaduk emosi
Semeja penuh harapan tersaji
Dalam barisan penuh kreasi
Tanpa jenuh ciptakan narasi
Mentari hadir, siulan burung bergema
Berita terdengar jadi derita
Seperti palu menghajar kita
Sebagai pemikul beban atas rencana
Betapa naifnya saat tanda tak terbaca
Selalu ada badai datang menggoda
Sekarang meja penuh dengan realita
Semua bermuara menjadi dengung saja
Di setiapnya terselit tanya
Karna apa?
Dan jawabnya sama, entah
Mungkin ini orgasme spiritualistik
Kenyang dalam angan-angan
Read More

Senin, 01 Mei 2023

Sudah

Memang kata maaf tercipta untuk memulihkan sesuatu yang telah berubah kembali seperti semula, saat kesalahan belum terlaksana.

"Maaf ya, sudah begini"
"Maaf ya, sudah begitu" dst.

Suatu kata penghapus dosa.

Namun, sama seperti prinsip "Supply & Demand" dalam hukum ekonomi, kata maaf tak lagi berarti ketika terlalu sering dalam penggunaannya. Dalam artian, selalu mengulangi kesalahan, lagi dan lagi.

Belajar dewasa dan bertanggung-jawab. Setiap sesuatu yang memang seharusnya dijaga, maka jaga. Bertanggung-jawab pada apa yang dikatakan adalah sebuah keharusan. Agar kata maaf tak seringkali diucapkan.

Bukan sebuah hal yang remeh, berhentilah bersifat kekanak-kanakan karena kepercayaan bukan sebuah permainan.

"Ah, bodohnya saya!"

Sebuah penyesalan tiada akhir, ketika janji berujung mangkir, yang pada nyatanya kembali terulang karena terlalu pengecut untuk tegas pada diri hadir.

Kita cukupkan kebiasaan menjijikan ini, usir. Buang dan jauhkan. Kamu adalah seorang pria dewasa.
Read More

Kamis, 26 Januari 2023

The Door is Open

    Kemarin aku mempost sebuah story dengan diiringi lagu Dzawin yang judulnya "Siapa".

"Kurasa benar apa kata kawan-kawan ku, aku harus mulai membuka hati"

    Begitulah potongan bait dari salah satu lagu favorit ku yang kebetulan sangat relate dengan kondisi ku sekarang. Lagunya bercerita tentang seorang laki-laki yang pernah dikecewakan oleh harapannya sendiri, lalu pada suatu saat ia merasakan kembali apa yang ia rasakan saat pertama kali jatuh hati setelah lama tak merasakannya. Yang membedakannya kali ini adalah dengan penuh kehati-hatian. Karena setelah dikecewakan, ia merasa jatuh hati bukanlah suatu hal yang mudah. Sederhananya, kalimat yang cocok dengan lagu ini adalah "Mencoba berharap kembali". Dan ini yang sedang aku alami saat ini.

    Sedikit bercerita, sejauh ini aku sudah 2 kali merasakan berharap yang kemudian berakhir dengan kecewa. Yang pertama, kecewa karna ku anggap memang "semesta" tak meridhoi, haha. Yang kedua, kecewa karna aku terlalu takut dan terlambat untuk mengungkapkannya. Semoga yang kali tak berakhir sama, ya.

    Jatuh cinta tak pernah mudah bagi seorang yagi yang punya sudut pandanganya sendiri tentang cinta. Sering dianggap aneh dan tak jarang ku terima makian ketika tak menerima yang mencoba masuk. Karena pikirku, kalau hanya senang-senang saja, tanpa seorang wanita pun aku bisa seribu kali lebih senang. Ditambah prinsip nyeleneh ku yang tak ingin punya mantan lebih dari satu. Dengan prinsip seperti itu, aku mencoba mendoktrin diriku bahwa jatuh hati adalah hal yang sakral dan tak boleh main-main. Kalau saja aku terima semua yang mencoba masuk, mungkin jari-jari di kedua tangan ku tak cukup untuk menghitung jumlah mantan ku saat ini. Terkesan sombong dan angkuh, tapi karena tak pernah terjadi, kira-kira seperti itulah gambaran yang ada di kepala ku. Kita bebas kan melebih-lebihkan cerita kita sendiri? Karna setiap dari kita adalah pemeran utamanya, hahahaha.

    Aku tak pernah mudah menjatuhkan hati, terlebih hanya karna visualnya saja. Bukan suatu hal yang bijak menurut ku. Karena ketika menjadi sebuah hubungan, visual tak pernah ambil bagian di dalamnya. Yang menjadi pemeran utama dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Ku anggap komunikasi lah yang megambil peran penuh dalam suatu hubungan. Tentu nya komunikasi yang melibatkan perasaan.

    Pernah berpikir tentang sepasang kakek dan nenek yang masih saja mesra dalam menjalani hari tuanya? Padahal sudah penuh keriput di wajahnya. Hal yang seperti ini tak akan terjadi tanpa terjalinnya komunikasi yang baik diantara keduanya. Bayangkan betapa menyebalkannya ketika kita (cowo) sedang asik menonton tim bola kesayangan kemudian dia (cewe) tiba-tiba mengambil remot dan menggantinya ke drama korea. Jika keduanya saling mengerti satu sama lain dengan komunikasi yang baik sebelumnya, hal yang seperti ini tentu saja tak akan terjadi. Si cowo mengkomunikasikan ke Si cewe bahwa bola adalah salah satu bagian dari hidupnya, begitupula sebaliknya. Walaupun aku sendiri belum pernah mencoba berhubungan dengan wanita, kira-kira seperti itulah yang ada dalam reka di kepala ku. Bagaimana timbulnya saling mengerti karna komunikasi, bagaimana timbulnya sayang karna komunikasi, bagaimana terciptanya suasana yang hangat karna berkomunikasi.

    Kembali ke jatuh hati, singkatnya setelah lama tak pernah terbuka, kali ini perlahan akan ku coba buka. Tentu saja tak ke semua orang. Hanya ke dia yang aku tuliskan dalam tulisan ku sebelumnya, eksklusif hanya di buku. Untuk kedua kalinya aku tuliskan di tulisan ini, semoga yang kali ini tak berakhir sama seperti sebelumnya. :)

Read More

Senin, 03 Oktober 2022

Kanjuruhan Disaster & Gas Air Mata

1 Oktober 2022
Derby jatim antara Arema vs Persebaya berubah menjadi bencana terburuk sepanjang sejarah sepak bola di negeri ini. Ratusan korban tewas, bukan karna tawuran, bukan! Tragedi ini terjadi karna supporter yang panik dan berdesak-desakkan yang kemudian ada yang terinjak-injak, kehabisan oksigen, sesak napas dan kemudian meninggal. Karna apa? KARNA GAS AIR MATA YANG DILONTARKAN TEPAT KE TRIBUN PENONTON!

Kenapa gas air mata dilarang penggunaannya di stadion?

Perlu kawan kawan ketahui, sederhananya prosedur penanganan massa di stadion nd bisa disamakan dgn jalan raya. Dan di stadion nd se-luwes kalo kita di jalan raya pada saat aksi dsb dsb. 
Perlu kawan kawan ketahui, di stadion, pintu keluar dari tribun itu kecil dan sempit. Nd perlu ada gas air mata pun, supporter selalu menumpuk di pintu keluar setiap kali sehabis pertandingan. 

Penggunaan gas air mata di stadion ini udah ada diatur oleh FIFA dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety and Security).  Petugas Keamanan tidak diperkenankan memakai gas air mata bahkan membawanya masuk ke dalam stadion. 

Tertulis di pasal 19 b tentang petugas penjaga keamanan lapangan (Pitchside stewards), yang berbunyi, 

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan).

Tapi apa mau dikata, gas air mata terlontar dan korban jiwa berjatuhan di tragedi kanjuruhan kemarin. 

Supporter norak turun kelapangan! 

Dengan berat hati harus kita akui kalo memang supporter yg turun ke lapangan itu kampungan dan cenderung rusuh. Tapi perlu kawan kawan ketahui lagi, supporter turun ke lapangan bukan baru kemaren. Sudah terlalu sering.

Ambil contoh, pada tahun 2019 ketika Persebaya kalah dari Pss Sleman, bonek turun ke lapangan dan membakar apapun yg bisa dibakar. Anarkis dan out of control sekali waktu itu. Apa yg dilakukan polisi? Mengamankan pemain tok, setelah pemain aman mereka cuma diam dan berkumpul di lapangan. Kerugian materil nya luar biasa. Tapi nihil korban jiwa. Bijak! 

Ambil contoh lagi, ketika clash antara BCS dan Aremania di Maguwoharjo, Sleman. Yang memang tawuran antara supporter. Rusuh sekali waktu itu. Apa yang dilakukan aparat keamanan disana? Mukul mundur bcs dgn pentungan dan hanya mengamankan Official, Pemain dan Aremania tok! Setelah itu mereka cuma mengawasi dari tengah lapangan.

Ini berbeda dengan tragedi Kanjuruhan kemarin. 

Supporter turun ke lapangan untuk protes ke pemain mereka (Arema) sekaligus menyemangati. Memang begitulah yang sering terjadi di sepak bola Indonesia. Hal yang sangat lumrah sekalii. Percayalah mereka NDA MUNGKIN ngelukai pemain mereka, apalagi punya niat untuk membunuh. Semua ini terjadi karna memang ini laga derby. Arema dan Persebaya udah jadi rival dari jaman dulu. 
Tensi tinggi di laga derby udah biasa. Ketika supporter ngelempar botol dan meneriakkan makian makian terhadap tim rival sangattt wajar terjadi di laga derby. Bukan hanya di Indonesia aku rasa. Karena laga derby menurut para supporter adalah ajang pertaruhan harga diri. 

Tragedi Kanjuruhan kemaren aparat keamanannya OVER ACTING. 

Jargon "tegas dan terukur" hanyalah bualan belaka. Kenyataan di lapangan, aparat lepas kendali, arogan dan seolah-olah menganggap bahwa supporter yang turun ke lapangan adalah musuh negara yang berpotensi mengkudeta presiden dan membahayakan keamanan negara. "Mereka berbahaya, harus kita bunuh!" Begitu kira kira yang terjadi kemarin.

Pukulin pake pentungan LEBIH DARI CUKUP! 

Kalau saja mereka menjalankan tugas sebagai aparat keamanan dengan prosedur yang sesuai, yaitu MENGAMANKAN pertandingan, aku rasa cukup lah yang dilakukan seperti kejadian-kejadian yang sebelumnya udah aku sebutkan. Bukannya malah nembakin gas air mata ke tribun yang malah membuat situasi semakin chaos dan supporter yang di tribun panik menyelamatkan diri. 

Semua orang panik saat gas air mata meletup tepat di tribun tempat mereka berdiri. Dengan keadaan stadion yang udah aku sebutkan diawal, semua orang secara bersamaan ingin menyelamatkan diri mereka. Bukan selamat yang mereka dapatkan, tapi tragedi lah yang terjadi. 
Di tribun isinya bukan hanya laki-laki. Bukan juga perusuh semua. Ada orang tua, perempuan dan anak kecil di sana. Nda terlintas kah di otak kalian sesaat sebelum menarik pelatuk pelontar gas air mata tuh? Dengan gagahnya kalian lontarkan gas air mata ke sana. P, otak kalian di mana? 

Karna GAS ATR MATA!!

Dibakarnya 10 mobil dinas polri dan gugurnya 2 anggota polri adalah imbas dari terlontar nya gas air mata yang meletup tepat di tribun. Siapa yang nda terbakar amarahnya ketika berada di posisi supporter yang berada di Kanjuruhan malam itu?

Setau aku, mereka yang berseragam di sana ada diberikan ilmu tentang psikologi massa. Kemana larinya pemahaman itu? Ooo pak!!? Mukulin SATU orang supporter di depan ribuan supporter lainnya hanya akan menyulut emosi ribuan supporter yang TIDAK dipukulin. Aku rasa mereka paham ini. Nd mungkin nd paham. Mereka menempuh pendidikan selama 6 bulan, harusnya keluar pendidikan jadi seorang penegak hukum yang pintar dan tidak bodoh. 

"Bukan saatnya kita untuk saling menyalahkan. Harusnya kita saling menguatkan"

Betul apa yang diucapkan Abdur Arsyad, sayangnya kalimat seperti ini keluar dari mulut orang yang selalu menyalahkan supporter. Mereka yang mengatakan itu, itu mulut yang sama yang selalu menyalahkan supporter. 
Kawan-kawan aku banyak dari Aremania. Demi apapun, satu stadion menyalahkan polisi yang bertindak gegabah, arogan dan cenderung bodoh dalam menyikapi kejadian kemarin.

Akhir kata 

Semua lini harus berbenah dalam tragedi ini. Supporter, Polri, TNI, PSSI, Panpel, PT LIB dan Indosiar.

"Tidak ada sepak bola, yang seharga dengan nyawa manusia". Jujur capek harus nyucapkan ini setiap tahun. Tidak ada semoga, tragedi ini HARUS jadi yang terakhir dalam sejarah sepakbola di Indonesia. 
Maaf kalau ada perkataan yang menyinggung, kalaupun tersinggung silakan instrospeksi.

Apapun yang terjadi, kami tetap janji mendukung bola negeri ini!


Al-Fatihah 

3.10.22
Virg Yagi Pramudita
Read More

Rabu, 20 Juli 2022

Kamu Bukan Pusat Alam Semesta

        Jangan minta seluruh dunia memaklumi dirimu. Belajarlah untuk tetap hidup tenang di tengah penilaian orang. Salah satu sakit hati terbanyak yang kita alami adalah, karena orang tak bisa memahami dan memaklumi kelemahan yang kita lakukan atau miliki. Kita ingin setiap orang bisa memahami, memaklumi dan mengerti kita. Tapi sayangnya, ini adalah eskpektasi yang akan sulit terealisasi. Tak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa mengerti dan memahami dirimu sepenuhnya dan seutuhnya. Setiap orang hanya memiliki potongan (entah besar / kecil) pemahaman tentang dirimu yang tak komplit dan setiap orang memiliki batas toleransi. Tidak ada orang yang bisa mengerti kamu setiap waktu, setiap kejadian, setiap keadaan, apalagi setiap kesalahan, dan setiap kegagalan.

        Manusia bukan Tuhan. Mereka tidak mengikutimu 24 jam dalam sehari. Mereka tidak bisa merasakan sepenuhnya yang kamu rasakan, dan tidak bisa melihat atau membaca bayangan dan perkataan di pikiranmu. Maka, wajar jika manusia sulit untuk bisa memaklumi dan mengerti orang lain yang berbeda, atau yang dianggap salah oleh mereka.

        Tapi kenyataan ini jangan mengecilkan hati kita. Justru karena kita tahu hal ini, marilah kita belajar untuk setidaknya menginggatkan empati kita kepada orang lain. Belajarlah juga untuk mengelola kekecewaanmu ketika menemukan ada orang yang ga bisa mengerti dan memahami kesulitan mu.

Josua Iwan Wahyudi
Read More

Kamis, 28 April 2022

Tembakau

"Kok bisa ya orang-orang tuh ngerokok". Kira-kira begitulah kata ku ketika aku masih duduk di bangku SMA.

Aku sama sekali ga tertarik sama rokok, karna aku punya pengalaman yang sedikit menjengkelkan dengan sebatang tembakau yang disebut rokok ini. Waktu masih bocil, aku pernah curi curi ngisep sisa putung rokok di asbak papah-ku. Kondisi saat itu rumah lagi sepi, tak sengaja kulihat ada putung rokok yang masih sedikit agak panjang dari putung rokok yang biasanya udah sisa filternya aja. Seingat-ku aku pernah ngisep rokok dari bungkusnya tanpa dibakar dan ternyata rasanya maniss. Setelah dicicipi ku masukkan kembali ke bungkusnya, ku tutup, kemudian ku letakkan ke tempat semula dengan harapan papah-ku ga pernah tau apa yang terjadi dengan sebatang rokok miliknya, hahaha, padahal kalo dipikir pikir lagi sekarang, filter rokok yang aku hisap waktu itu kan pasti basah kan ya, hahaha. Kembali ke cerita tadi, setelah melihat ada kesempatan emas, rasa penarasan ku bergejolak! 

"terakhir kali aku isap rasanya manis, kalo dibakar gimana ya rasanya?" pikir ku.
 
Tanpa basa basi segera ku ambil putung rokok yang sudah sedikit bercampur dengan abu rokok lainnya. Ku bersihkan sedikit, ku bakar, lalu ku hisap. 

"Uuuuhhukkkkk uuuhukkkkkk!" SIAL! Rasanya seperti roh-ku hampir terlepas dari raga mungil ini.

Ku matikan rokok itu dengan mata yang sedikit berair. "Ga lagi lagi aku ngisap rokok!" Ikrar ku waktu itu.

Waktu berjalan tak terasa aku udah duduk di bangku sekolah menengah atas. Di SMA, aku udah mulai terbiasa melihat anak sekolah yang masih pake seragam dengan sebatang rokok terselip diantara jari tengah dan telunjuknya. Kebetulan teman-teman dekat ku saat di SMA sejak smp udah akrab dengan rokok. Bahkan ada yang udah akrab sejak pake seragam merah putih. Bukan membanggakan diri, tapi memang diantara kami berlima paru-paru ku lah yang paling bersih, haha. Dibeberapa kesempatan, saat lagi nongkrong aku ga pernah luput dari tawaran-tawaran jahanam mereka.

"Gii.." tawarnya dengan senyum menggoda
"Lanjutt.." jawaban andalan ku saat ditawari

Ribuan kali ditawari, tapi dengan hati yang teguh tidak ku amini. Terlebih rokok yang ditawarkan mereka adalah Surya, yang katanya cukup berat untuk orang yang bukan perokok.

Singkat cerita, diakhir kelas 12, dengan tawaran yang begitu intens serta terstruktur, akhirnya dibeberapa kesempatan aku terima tawaran mereka untuk nyoba ngerokok. Tentu saja dengan syarat selain surya, haha. Seperti biasa,

"Gii.."

Aku ambil lah rokok yang ditawarkan. Aku hidupkan korek dan mulai membakar ujung rokok sampoerna yang udah ada dibibir-ku dengan diiringi senyum jahanam khas mereka. Ku hembuskan hisapan pertama ku dan langsung disambut tertawa jahat mereka karna berhasil membuat aku ngerokok. Tapi tentu saja aku ga berani ngisap sampe ke dalam paru-paru. Jadi sekedar asap menggumpal di mulut lalu dihembuskan, hehe.

Dari situlah tanpa sengaja aku mulai terbiasa dengan rokok. "Sekedar buat gaya-gayaan pas nongkrong" pikir ku

Seiring berjalannya waktu, mulai penasaran gimana rasanya kalo dihisap sampe paru-paru, aku cobalah buat sampe ke dalem, dan rasanya memang agak sedikit pusing. Terus berulang-ulang setiap nongkrong selalu patungan buat beli sebungkus tembakau dan semakin terbiasa.

Sampai suatu ketika ada aku kopdar dengan komunitas supporter timnas, di komunitas itu aku belum ada kenal dengan satu orang pun. Di perjalan menuju lokasi kopdar terlintas di kepala ku "Apa beli rokok aja ya?", karna katanya untuk kenalan sama orang di tongkrongan akan lebih mudah kalau sambil berbagi rokok. Bahkan hanya meminjam korek aja bisa jadi teman. Kebetulan duit juga lagi banyak di dompet, hasil dari ngasih makan ayam di blok belakang selama orangnya pergi ke luar kota. Berhentilah aku di kios pinggir jalan buat beli sebungkus rokok sampoerna, yang kecil aja, toh untuk dibagi-bagiin juga kan, haha.

Datanglah aku ke lokasi kopdar dan langsung ikut nimbrung. Di sela sela ngobrol ada yang nyeletuk 

"Eh, tak ade rokok ke nih? ayo lah patungan kite beli rokok"
"Waktu yang pas!" dalam hati ku. Langsung aku keluarkan sebungkus rokok dari saku sebelah kiri celana ku beserta koreknya, "Eh nah rokok na. Sile sile"

Mereka pun satu satu menghampiri dan memulai basa basi perkenalan.

"DUDE, IT WORKS!"

Dari kejadian itu aku berpikir "asik juga kalo kyk ginii". Terlebih untuk aku yang sulit untuk bisa memulai percakapan dan berkenalan dengan strangers waktu itu.

Waktu berjalan dan aku yang sudah mulai akrab dengan rokok. Setiap nongkrong selalu patungan untuk beli sebungkus rokok. Diposisi ini aku sudah mulai merokok tapi dengan intensitas yang masih sangat rendah. Ga lebih dari 2 batang setiap nongkrong, karna memang masih sangat baru dan sehabis ngerokok pasti selalu pusing.

Disetiap kali ngerokok, aku cuma dapat asiknya, ga dengan enaknya. Sampailah ketika aku lagi pusing dengan tugas-tugas yang ada, dengan rapat yang membabi buta dan dengan hal-hal yang agak sedikit menguras pikiran, sebatang tembakau hadir bak penenang suasana. Gokil emang, ntah ini sugesti atau gimana tapi yang pasti setiap hembusan nya ketika kita lagi pusing atau stress rasanya niqmad', HAHAHAHA.

Dari situlah yang awalnya aku bilang setiap kali ngerokok aku cuma dapat asiknya, ga dengan enaknya, sekarang berubah, dapat asik sekaligus enaknya. Di titik ini aku mulai aktif ngerokok, mulai beli sebungkus rokok sendiri, awalnya udah nyaman dengan esse change juicy, ga berat sekaligus ada rasanya. Tapi hari ke hari beli beli beli lumayan kerasa parah di dompet. Akhirnya beralih ke camel, agak sediikiiitt berat, ada rasanya dan juga harganya yang bersahabat untuk kantong mahasiswa. Belakangan ini camel ada sebuah kombinasi yang perfecto, haha.

Mulai aktif banget ngerokok sampai-sampai setiap kali keluar rumah harus singgah dan menyisihkan 15k untuk beli Camel Ungu.

Aku adalah orang yang ga pernah bohong ke orang tua dan selalu cerita apa yang aku lakukan di luar rumah. Baik buruknya selalu terus terang aku ceritain. Itulah kenapa aku mendapatkan 1000% kepercayaan orang tua ku, itulah kenapa aku selalu bebas kemanapun aku mau, itulah kenapa aku selalu bebas mau pulang jam berapa, bahkan ga pulang sekalipun. Itulah kenapa aku ga pernah ditelfon kalau lagi di luar, ditanyain lagi di mana, sama siapa, ngapain aja. Selain karna udah gede, orang tua aku tau di luar aku ngapain aja setelah aku pulang ke rumah.

"Karna aku percaya bahwa kunci kebebasan itu jujur"
Oleh karna itulah aku ngerasa orang tua aku harus tau kalau aku ngerokok. Jadi, disuatu malam yang tenang aku bawa sebungkus rokok ke kamar mamah ku

"Mah.." sambil senyum cengengesan
"Apaa?"
"Nihh.." aku letakkan sebungkus rokok didekatnya

Dengan reflek langsung diambilnya

"Punya siapa ni? Ngerokok kamu ya sekarang? Ohh tak patahin ni yaa?" Ancam nya, tapi dengan gertakan bercanda khas beliau
"Loh, jangan lahh. Sayang. Punya sikay itu" ucap ku sedikit panik, tapi aku yakin beliau gabakal ngelakuin itu
"(Tuiinggg)" dilemparnya ke atas lemari
"Alhamdulillah gajadi dipatahin" ucapku dalam hati sambil cengengesan
"Janganlah ngerokok ngerokok mas, badan mu udah cungkring, ngerokok lagii"
"Yaa gimanaa.. Nda bisa dihindarkan. Kawan kawan kampus pada ngerokok, ditongkrongan ngerokok, sayang kalo nda ikutan ngerokok" pembelaan ku

Setelah itu kami berdua ngobrol sambil bercanda-bercandaan lagi. "Asek, lampu kuning nihh" dalam hati ku, wkkwkw. Tapi saat itu aku masih belum berani ngerokok terang terangan di rumah, terlebih di depan orang rumah.

Esok hari nya temen-temen ku nongki di rumah, seperti biasanya. Aku dan dua orang teman ku bercerita-cerita ringan tentang hidup dengan rokok disela jari mereka. Aku ga ikutan karna yang mereka hisap saat itu adalah surya ditambah ada mamah ku yang ikut nimbrung di obrolan kami. 30 menit berjalan, salah satu teman ku mau keluar sebentar. "Ah, kesempatan buat nitip rokok nih" pikir ku. Aku nitiplah rokok camel sebungkus kepadanya. Dan benar saja, saat pulang ia masuk rumah dan langsung melemparkan sebungkus camel kepada ku. Ku lihat tak ada tanda keberatan di muka mamah ku, tak pikir lama langsung ku bakar sebatang dan melanjutkan cerita. Aku merasa mendapatkan lampu hijau saat mamah ku bilang ke teman-teman ku "Tante mau ngelarang ya nda bisa juga, udah besar, susah juga buat nda ngerokok apalagi semuanya udah pada ngerokok juga kan". Aku mendengarnya dengan senyum cengengesan dan berkata di dalam hati "Duuuddee,, hahahahaha". Saat itulah kali pertama aku merokok di depan orang rumah ku

Belakangan mamah ku bercerita dengan suami tercintanya, aku tau dan tak ada rasa cemas dalam diriku. Karna aku tau bahwa beliau akan fine-fine aja dengan semua ini. Singkat cerita beliau pulang ke rumah dari tugasnya di Jagoi babang untuk sekedar menyambut bulan puasa bersama keluarga. Malam hari nya kami ngobrol berdua sambil ngeliatin ikan di aquarium. 

"Rokok bos?" tawarnya
"Ah ndaa" tolak ku dengan senyam senyum

Tak lama, seperti biasa kalau beliau di rumah junior-junior nya selalu datang untuk ngobrol santai sambil ngopi. Aku, papah ku, om Didik dan om Ridwan. Dan seperti kebiasaan ku sejak kecil, aku selalu ikut nimbrung di obrolan mereka. Bukan berniat untuk nguping, tapi sejak kecil aku selalu dipaksa untuk nimbrung saat beliau sedang ngobrol dengan junior maupun teman-temannya. "Duduk, diam, dengarkan!" aku ingat sekali perintah beliau yang satu ini sejak masih SD. Kebiasaan ini lah yang terbawa sampai sekarang, inipula yang membuat aku banyak tau tentang dunia luar sekaligus menambah wawasan. Bahkan seringkali aku tau apa yang seharusnya belum diketahui anak seumuran ku. Lanjut, disela-sela obrolan om didik menyuruh ku untuk beli rokok karna rokok beliau udah habis. "ah, sekalian aja kali yaa aku beli rokok juga" pikir ku. Sepulang aku dari alfamart ku berikan rokok pesanan om didik dan kembaliannya. Dia nyeletuk

"Apa, kau beli rokok juga kah gii? Udahhhh, sini lah kita ngerokok bareng. Udah kuliah juga kok kau tu"

Aku senyam-senyum mendengar tawaran om didik. Ku lihat papah ku senyam senyum juga di sebelah om Ridwan. Kuberanikan diri untuk mengeluarkan rokok dari saku hoodie ku. Pelan pelan ku keluarkan sebatang, ku main-mainkan dan ku bakar dengan tangan yang sedikit gemetaran, wkwkw. Dan malam itu 4 pria dewasa mengobrol dengan rokok di jari nya masing-masing. Ada perasaan senang karna aku ga harus sembunyi-sembunyi lagi kalau ngerokok di rumah.

Besoknya kami berdua ngerokok bareng di satu asbak, kami saling tukar cerita, aku dengan cerita masa muda ku dan ia dengan cerita tentang tugas nya selama menjadi komandan tim satgas. Ia juga mengajarkan ku "etika-etika merokok ditongkrongan", hahahaha love it.

Besoknya lagi, sepulang dari sholat jumat ia masuk ke kamar dan melemparkan korek api gas mini kepada ku. "Nihh..", "Widihh gokilll" sambut ku. Aku anggap korek pemberiannya sebagai "restu" dari kebiasaan ku yang baru.

Ya begitulah kira-kira perjalanan ku tentang "tembakau". Mungkin ga ada yang bisa diambil dari cerita ini karna memang tujuan aku hanya untuk mengabadikan memori yang bisa saja kedapannya aku lupa ke dalam bentuk tulisan. Menuliskan cerita tentang perjalanan ku dengan tembakau ini 10x lebih mudah dibandingkan bercerita dengan dia. Ntah kenapa ketika aku mencoba untuk menuliskan tentangnya selalu hancur dari kalimat pertama. Yeuu curhat. Hahaha 
Read More

Minggu, 18 Juli 2021

Stop jadi nice guy


Stop jadi pria baik, karena ternyata kamu tidak sebaik itu.
Menurut Dr. Robert, ada banyak pria yang percaya jika mereka menjadi pria baik dan melakukan segala sesuatu dengan benar, maka mereka akan dicintai, kebutuhannya terpenuhi, dan memiliki kehidupan yang bebas masalah. 

Dr. Robert menyebut tipe pria tersebut sebagai Nice Guy 
dan ternyata banyak pria memiliki karakter seperti ini. Sayangnya, kelakuan Nice Guy malah membuatnya sulit mencapai tujuan dalam hidup.

Saya merangkumnya menjadi tiga hal penting dari buku ini:

Pertama, Apa itu Nice Guy?

Nice Guy adalah tipe pria yang suka membuat orang lain bahagia dan menghindari konflik. Kebaikan mereka menempatkan mereka pada posisi di mana untuk merasa berguna, mereka memiliki dorongan yang kuat untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan mereka sendiri. Sekilas ini terlihat sebagai sifat yang baik dan tidak egois. Namun, secara diam-diam, mereka berharap mendapatkan imbalan atas kebaikannya. Mereka sering kali menjadi frustasi jika tidak ada tanggapan atas kebaikan mereka. Menurut Dr. Robert, masalah Nice Guy dimulai sejak masa kanak-kanak. Sejak awal kehidupan, seorang Nice Guy punya keyakinan kalau dia tidak cukup baik. Selain itu, mereka diajarkan kalau mereka harus menjadi orang baik agar dicintai oleh orang lain.

Karena takut mengalami penolakan, dia menjadi orang yang dia yakini diinginkan oleh orang lain. Itulah alasan kenapa Nice Guy menjalani hidupnya dengan mencoba menyenangkan orang lain. Mungkin terlihat tidak ada yang salah dengan ini. Namun dalam usahanya untuk menyenangkan semua orang, Nice Guy malah menghadapi sejumlah masalah. Dengan menghindari konflik, dia sering kali dapat bertindak dengan cara yang menipu, manipulatif, atau pasif agresif. 

Ketakutannya apabila dianggap tidak sempurna dapat membuatnya tertutup atau terlalu mengontrol. Tetapi masalah terbesar adalah bahwa kebaikan seorang Nice Guy itu tidak tulus karena dilakukan dengan pamrih. Ada pemikiran yang mendasari kalau saya baik kepada kamu sehingga kamu akan memberi saya perhatian atau kasih sayang. Inilah yang mencerminkan motivasi sebenarnya dari seorang Nice Guy. 

Ketika orang lain terutama wanita menyadarinya, wanita itu cenderung langsung menjauh. Menurut Dr. Robert, mayoritas pria dengan Nice Guy Syndrome kurang mendapatkan bimbingan yang benar ketika mereka kecil. Terkadang ayah mereka tidak hadir, mengalami kekerasan, atau tidak mendapatkan perlakuan yang baik. Inilah yang kemudian membuat mereka kehilangan sosok bagaimana menjadi seorang pria yang sebenarnya. Kamu pasti pernah dengar ada wanita yang bilang ke seorang pria, kalau pria itu adalah pria yang baik, tapi wanita itu tidak pernah memilih untuk bersama pria tersebut. Nice Guy lalu terjebak dalam situasi yang kita kenal sebagai friendzone dan tidak terlihat sebagai seorang pacar potensial di mata wanita. 

Namun, ucapan wanita yang bilang kalau Nice Guy adalah pria yang baik membuat pria tersebut tetap melakukan hal yang sama dan berpegang pada prinsip kalau perilakunya pada akhirnya akan mengarah ke masa depan yang sempurna. Yang tidak dia sadari, kalau jalan yang dia pilih ternyata adalah jalur yang salah.

Kedua, Nice Guy tidak sebaik itu

Kenapa menjadi Nice Guy justru tidak baik? 

Pria dengan perilaku Nice Guy biasanya punya mindset kalau mereka melakukan sesuatu untuk lawan jenis, maka dia akan mengharapkan sesuatu sebaliknya. Apabila tidak mendapatkan hal tersebut, maka Nice Guy ini akan menjadi marah. Seorang Nice Guy seringkali melihat diri mereka sebagai korban keadaan dan akhirnya menghasilkan sesuatu yang disebut Dr. Robert sebagai Segitiga Korban. 

Penjelasannya seperti ini. 

Nice Guy memberi sesuatu kepada orang lain dengan harapan akan mendapatkan sebuah imbalan. Ketika dia tidak mendapatkan balasan yang diinginkan, ini membuat Nice Guy menjadi frustasi dan kesal. Setelah rasa frustasi dan kesalnya menumpuk cukup lama, hal itu lalu tumpah dalam bentuk serangan amarah, perilaku pasif-agresif, dan bahkan bisa berlaku kasar. Ketika siklus ini selesai, maka akan dimulai lagi dari awal. Ini adalah alasan kenapa seorang Nice Guy tidak sebaik yang orang lain kira. 

Contoh lain yang mungkin sering kamu lihat adalah ketika seorang Nice Guy berusaha mendapatkan hati wanita dengan materi. Seorang Nice Guy membeli hadiah untuk pacarnya secara berlebihan, membelikan pakaian, merencanakan kejutan khusus, dan membantu semua kebutuhan pacarnya. Namun, hal ini malah membuat wanita itu merasa terlalu berlebihan. Jadi dia mencoba menghentikannya dengan mendorongnya pergi. Hal ini lalu membuat Nice Guy menjadi marah karena merasa semua kebaikannya tidak dihargai. Nice Guy itu berharap wanita ini mencintai dia sepenuhnya 
karena dia sudah berkorban banyak kepada wanita tersebut. 
Inilah yang membuat hubungan percintaan menjadi sangat toxic.

Nice Guy juga cenderung suka menahan diri saat mereka ingin mengatakan sesuatu. Alasan utamanya karena mereka takut terjadinya konflik yang berdampak orang lain jadi tidak suka dengan mereka. Akhirnya, Nice Guy memilih untuk diam saja dan tidak menunjukkan apa yang sebenarnya mereka pikirkan agar selalu terlihat baik dan mudah setuju oleh orang lain. Ini merupakan perilaku yang berbahaya. Menahan diri terus menerus adalah masalah besar karena menghindari ekspresi diri yang sebenarnya dan jadinya terlihat tidak original. Jika kamu ingin mengatakan sesuatu, ya katakan saja. Jika kamu ingin melakukan sesuatu, lakukan saja. Jangan takut dengan apa yang orang lain pikirkan tentang kamu, dan jangan biarkan rasa takut ini menahan kamu untuk menjadi diri kamu yang sebenarnya. 

Kekuatan pribadi bukanlah berasal dari tidak adanya rasa takut. Bahkan orang yang paling berkuasa pun memiliki rasa takut. Kekuatan pribadi adalah hasil dari rasa takut, tetapi tidak menyerah pada rasa takut. 

Ketiga, Berubah dari Nice Guy

Pola yang sangat umum ketika seorang Nice Guy ingin mengubah situasi adalah melakukan kebalikan dari apa yang telah dilakukannya selama ini. Mereka merasa apabila menjadi baik saja tidak cukup, maka akhirnya menjadi pria yang brengsek. 

Tentu saja, hal ini tidak akan mengubah keadaan. Tujuannya bukan menjadi pria yang brengsek, tapi menjadi pria yang disebut oleh Dr. Robert sebagai integrated male

Pria ini memiliki beberapa karakter penting. 

Pertama, memiliki gambaran diri yang kuat dan nyaman dengan dirinya sendiri. 
Kedua, bertanggung jawab untuk memastikan kebutuhannya terpenuhi.
Ketiga, memiliki integritas artinya melakukan hal yang benar bukan hal yang diharapkan. 
Keempat, memiliki sifat sebagai seorang pemimpin. 
Kelima, berani mengungkapkan apa yang dia rasakan dan tidak takut untuk mengelola konflik yang muncul. 

Singkatnya, seorang integrated male tidak berusaha untuk menjadi sempurna atau mendapatkan pengakuan dari orang lain. Melainkan, dia menerima dirinya dan fokus pada kekuatan dan potensi dirinya. Poin penting lain untuk menjadi the integrated male adalah tahu batasan. Kebanyakan Nice Guy percaya kalau tidak punya batasan, terlalu toleran, dan menerima semua yang dilakukan pasangannya adalah strategi yang baik bagi sebuah hubungan percintaan. Padahal, ini pemahaman yang keliru. Kamu membutuhkan batasan untuk memperkuat sebuah hubungan percintaan. Batasan akan menciptakan rasa saling menghargai yang setara dan wanita menginginkan pasangan yang punya batasan yang tegas. Hubungan percintaan memang tidak selalu berjalan mulus, 
tetapi kita tidak perlu membuatnya lebih rumit daripada sebelumnya. Ketika kita selalu berusaha menyenangkan semua orang, pada akhirnya kita tidak akan menyenangkan siapapun.

Read More

Jumat, 18 Juni 2021

Fucksin!


"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, petunjuk?"
"Mas, segera menyusul mamah di kesdam. Vaksin"
"Waduh..."

Niat mager mageran pagi hari pupus karna telpon itu. Hadeh. Tapi jujur baru kali ini aku excited buat disuntik. Dari dulu aku memang anti jarum suntik. Jangankan disuntiknya, membayangkan jarumnya aja udah lemes duluan. Bawaan dari lahir wkwkw.

Jaman aku sekolah dulu, setiap ada vaksinasi atau penyuntikan gitu aku selalu kabur menyelematkan diri. Ya walaupun ujung ujungnya tetap ditusuk juga.

Vaksin adalah doa aku kala kopit baru baru mewabah di Indonesia. Itulah yang buat aku excited buat vaksin covid. Tapi ntah mengapa narasi negatif tentang vaksin sangat gencar sekali di masyarakat, hingga membuat masyarakat banyak yang takut untuk vaksin. Padahal vaksin berperan penting untuk memulihkan keadaan yang kacau sekarang. Cari cari tau sendiri tentang vaksin, aku nulis ini untuk curhat aja, bukan mau jelasin vaksin wkwkw.

Sayangnya masih banyak temen temen kita yang takut vaksin karna desas desus negatif yang beredar di media sekarang. Vaksin ini lah, vaksin itu lah.

Vaksin gamau, social distancing gamau, pake masker gamau, disaat yang bersamaan berharap keadaan pulih kembali seperti biasanya. Begitu kasus meningkat, nyalahin pemerenteh, damn! Indonesia banget. Okelah pemerintah memang berperan besar, tapi apa salahnya mulai dari diri kita sendiri? Okelah ada oknum, tapi kan ga semuanya begitu. Objektif ngono loh.

Jujur aku iri sama negara negara luar. Pemerintah nya gercep, rakyat nya manut. Disuruh vaksin, vaksin. Liat beberapa negara di luar sana. Udah ada yang ga pake masker. Yang terbaru di Hungaria, match antara Hungaria vs Portugal. Stadion penuh, 60rb penonton! ANJIR. Aku begitu baca beritanya langsung kek "Indonesia kapan kek gini woi?!" Disaat yang bersamaan aku jawab "Ah, ngimpi".


Aku benar benar pengen keadaan balik lagi kek dulu. Disaat ga ada yang namanya patuhi protokol, pake masker, sosial distancing, jangan berkerumun dan hal hal menyebalkan lainnya. Tapi apa mau dikata, keadaan sudah seperti ini adanya.

Peace out.
Read More

Selasa, 15 Juni 2021

Sadar Diri Itu Penting!



"Mas.. Mas.. Bangun. Jam 3. Mau buka pengumuman nda?"

Cemas itu kembali lagi seiring dengan terbukanya kelopak mata. Beberapa jam sebelumnya memang sengaja menidurkan diri, karna pikiran sudah terlalu sulit dikontrol walau sudah mencoba tenang.

"Haduhh. Ngapa dibangunin. Rencananya mau buka pengumuman nya telat telat bah" Kata ku sambil bangkit dari tidur

Kubuka website pengumuman dengan harap harap cemas ditemani mamah dan kakak yang sudah standby menunggu hasilnya. Sudah sekian kali ku tekan tombol "Lihat Hasil", tetapi belum kulihat hasil yang kuharapkan. Kupikir mungkin nanti malam saja aku buka lagi pengumumanny sambil terus mengklik klik klik klik.

"Selamat! Anda dinyatakan lulus SBMPTN LTMPT 2021 di PTN:
Universitas Tanjungpura
Progam studi:
Ilmu Hukum"

Kaget, pengumuman itu muncul tiba tiba merubah cemas menjadi senyum lega.  Ku peluk mamah disebelah ku sembari ia menangis haru.

Tak pikir panjang, ku video call Papah yang lagi bertugas diujung timur Kalimantan Barat.

"Pah, lulus!"

Speechless. Tak banyak berkata kata. Ucapan selamat tak henti dari mulutnya. Begitu pula saat video call grub keluarga.

Tenang dan damai ku rasakan setelah kubaca pengumuman itu. Teringat tahun kemarin saat kudapatkan ucapan

"Jangan putus asa dan tetap semangat!" Dengan huruf kapital semua.

Lucu memang saat tahun kemarin ku isi UNPAD dikedua kolom Pilihan PTN yang disediakan. Menjadi lucu karna memang kupilih salah satu universitas favorit di Indonesia itu TANPA secuil pun persiapan. "Ah, masa depan ga ada yang tau" kata ku waktu itu. 

Mengangkat beban 100 KG memang keren. Tapi saat dilakukan oleh orang yang tak pernah latihan angkat beban, hal itu menjadi konyol, kan? Apalagi seandainya keluar kata "Ah, try dulu. Belum try belum tau". Bukankah kita bisa mengukur kemampuan kita sendiri tanpa harus lebih dahulu mencoba? Iya kan? 

SADAR DIRI ITU PENTING!

Itu pelajaran yang aku dapatkan setelah melewati gabutnya setahun tanpa ngapa ngapain karna kata kata "Ah, belum try belum tau"

Allah itu ga ngasih apa yang kita inginkan. Tapi Allah akan kasih apa yang kita butuhkan
Read More

Selasa, 11 Mei 2021

Kampung Halaman


Kampung halaman. Setiap kali terdengar kata tersebut aku selalu bingung. Ya, bingung dimana sih sebenarnya kampung halaman ku, haha.

Aku pun bingung sebenarnya apa makna dari kampung halaman itu sendiri. Jika yang dimaksud adalah tempat kelahiran, berarti Cimahi adalah tempat kelahiran ku. Jika yang dimaksud adalah tempat dimana kita dibesarkan maka pilihan terbagi menjadi dua, dibesarkan dari balita sampai menjadi anak kicik yang mana tempat itu adalah Putussibau atau dibesarkan dari anak kicik sampai dengan sekarang yang mana Pontianak adalah tempatnya. Tapi jika yang dimaksud adalah kampung halaman orang tua maka Mempawah adalah jawabannya.

Bingung memang untuk menentukan yang mana sebenarnya kampung halaman ku. Tapi yang pasti disetiap kota yang pernah ada akunya memiliki memori indah yang tak akan pernah mau aku lupakan.
Read More

Senin, 10 Mei 2021

Terlalu Tinggi


"Kemane nih? Masih awal, Indomaret 28 yak la ye?" ucap seorang remaja disertai sejuknya angin sekitar pukul 1 dini hari.

Sesampainya di sana kami pun langsung duduk di tempat biasanya kang parkir duduk. Kang parkir nya udah ga ada, mungkin karna udah terlampau malam, beliau mau sahur sama keluarga nya.

Ditengah sejuknya suasana malam, obrolan dibuka dengan 2 pcs es krim mochi dari alice. Seperti kebanyakan anak muda pada umum nya, obrolan ngalor ngidul ga tentu arah. Hingga sampailah pada obrolan wanita. 3 dari 4 manusia disitu, udah punya gandengan. Sambil mendengar mereka bercerita aku hanya bisa nyimak sambil planga plongo.

Disela sela obrolan, muncul pertanyaan "Kau tadak ade kepengen nyari pacar ke gi?".
Here we go again, pertanyaan klasik yang bahkan orang terdekat pun masih kadang nanya. Setelah diam sekian detik, ku jawab
"Hmm, gimane ye, besok pacaran pun bise aku." Sambil senyum ngehe.
"Kalo gitu besok nikah pon bise aku, besok punye pacar 5 pon bise aku."
"Nah itu, kan kalo maok. Sayangnya kan ini nda maok. Wkwkwkw"

Selanjutnya obrolan berjalan liaarrr sekali. Mungkin terlalu berbahaya kalau ditulis disini, karna ada pernyataan yang sangat mind blowing, sampai sampai sunyi nya malam pecah karna suara ngakak kami berempat. WKKWKWKW

Jam menunjukkan pukul 3, kami pun membubarkan diri.

Seperti biasa, waktunya sahur aku pun sahur. Setelah sahur aku bergegas mandi. Sambil mandi aku nyanyi lagu nya Juicy Luicy yang judulnya Terlalu Tinggi. Dalem hati aja tapi, ga biasa nyanyi di wc soalnya. Sampe lah pada reff nya,

"Di atas awan ku nikmati dua sisi
Indah terbang terlalu tinggi, takut jatuh terlalu jauh"

Aku merenung, "Iyaa ya, apa jangan jangan selama ini aku takut jatuh terlalu jauh?"

Adzan subuh pun berkumandang, memutuskan antara aku dengan pertanyaan yang bahkan aku sendiri ga tau jawabannya.
Read More

Minggu, 09 Mei 2021

Secukupnya


"Gunakan air secukupnya", tulis papan peringatan yang tertempel di dinding tempat berwudhu. Tanpa harus dijelaskan otak manusia seharusnya sudah paham maksud dari papan tersebut. Ada nya papan peringatan tersebut tentu karna ada orang yang tak jarang menggunakan air secara berlebihan. Ya, manusia. Terkenal dengan sifatnya yang tak pernah merasa cukup. Harta, tahta, segalanya.

Khairul umur ausatuha, Sebaik-baik perkara adalah yang berada di tengah-tengah.

Terlalu berlebihan dalam suatu hal akan berdampak buruk untuk kedepannya. Berlebihan dalam menggunakan air, berlebihan dalam makan minum, berlebihan dalam mendukung pemimpin yang berujung fanatisme buta, berlebihan dalam mencintai dan membenci.

"Cintailah orang yang kamu cinta sekedarnya saja, bisa jadi orang yang kamu cinta menjadi orang yang kamu benci nanti. Benci lah orang yang kamu benci sekedarnya saja, bisa jadi orang yang kamu benci menjadi orang yang kamu cintai nanti", kata kata yang selalu teringat ketika mendengar kata cinta dan benci.

Jadi, kedepannya lakukan sesuatu dengan sewajarnya aja ya..
Read More

Kamis, 15 April 2021

73r0r12


Belakangan ini kita dihebohkan dengan aksi teror yang terjadi di Makassaar dan yang terakhir (semoga) di Mabes Polri. Untungnya ga ada korban jiwa dari kedua aksi tersebut, tapi dampaknya di masyarakat sedikitnya agak terasa. Mulai dari perdebatan "Teroris ga punya agama" sama "Teroris punya agama, Agama nya Islam", Sampe "Teroris itu konspirasi. Mainannya intelijen" sama "Konspirasi bapak lu".


You know what? Semua hal tentang teroris, bagi aku pribadi menarik untuk dibahas. And i do love conspiration haha. Semua yang aku tulis adalah berdasarkan yang aku tau. Bukan fakta. Inget ya, bukan fakta. Kita ga tau fakta nya gimana. Tanya aja sama yang berwajib kalo masalah itu mah.


Oke, mari kita coba bahas.


"Teroris punya agama ga sih?"

Ya punya, Islam kan agamanya? Iya kan? Iya dongg. Karna sejauh ini yang melakukan aksi teror khusus nya di Indonesia adalah orang yang beragama Islam. Terus kenapa sih mereka mau ngelakuin aksi teror kyk gitu?


Oke, yang pertama harus kita pahami adalah di dalam ajaran Islam ada yang namanya Jihad. Apasih jihad itu?

Jihad dapat dimaknai sebagai “qital” atau “perang”, jihad juga dapat dimaknai untuk seluruh perbuatan yang memperjuangkan kebaikan.

 

Jihad dilakukan sesuai dengan keadaannya. Jika keadaannya menuntut seorang muslim berperang karena kaum muslim mendapat serangan musuh, maka jihad seperti itu wajib.

Namun jika dalam keadaan damai, maka medan jihad sangat luas, yaitu pada semua usaha untuk mewujudkan kebaikan seperti dakwah, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain.


Sangat tidak tepat, selalu memaknai jihad dengan “qital” atau “perang”, apalagi menggelorakan jihad dalam makna ini dalam keadaan damai.


Disitulah kekeliruan dalam memahami makna jihad bagi para telolis telolis ini. Menurut mereka jihad adalah perang, titik.


Nah, jihad menurut pengertian mereka inilah yang menjadi alasan dan latar belakang mereka untuk membenarkan apa yang mereka lakukan.


Oke, jadi poin nya adalah iya kalau teroris itu mempunyai agama. Iya kalau agama yang anut mereka adalah Islam. Tapi, ada pemahaman yang salah tentang apa yang mereka anut.


"Teroris itu ada atau engga?"


Jawabannya, ada! Kalau kita bilang teroris itu ga ada, lalu yang bawa bom dan tembak tembakin itu apa? Robot?

Mereka itu jelas jelas ada. Organisasi mereka ada. Mereka mati nya benaran. Mereka bunuh nya beneran. Mereka bawa bom beneran. Mereka ngebom gereja itu beneran. Mereka nyerang mabes itu beneran. Jadi konyol kalau ada yang bilang teroris itu ga ada, teroris itu settingan. Sama kyk orang yang ga percaya covid. Kek kek, otak nya dimana?


Apakah teroris itu konspirasi?


Nah, ini yang menarik. Seperti halnya segala aspek kehidupan yang lain. Teroris juga ga luput dari teori konspirasi. Dari sekian banyak teori konspirasi, konspirasi tentang teroris lah yang paling menarik menurut aku. Karna minim nya informasi yang bisa didapatkan tentang hal ini.


Pidato Donald Trump saat kampanye di mississippi menjadi heboh karna menyebutkan nama Hillary Clinton dan Obama. Kata belio, yang menciptakan isis adalah adalah Hillary Clinton dan Obama. Udah pernah liat video nya? Cari sendiri lah ya, di yutub banyak. Donald Trump selalu menuduh Clinton adalah founder nya isis. Clinton juga pernah bilang kalau orang orang yang mereka perangi di timur tengah saat itu adalah orang orang yang mereka danai, orang orang yang mereka latih. Obama juga pernah bilang dipidato nya agar segera melakukan pelatihan untuk para mujahiddin ditaliban.


Camp Bucca di irak diklaim menjadi incubator bagi munculnya tokoh tokoh ektremis yang kemudian menjadi tokoh tokoh isis dan kelompok teror di timur tengah.


Nah dari sini lah kemudian orang orang selalu berpikir kalau teroris itu adalah settingan. Yang kemudian menjadi keliru adalah orang orang mengeneralisasi kalau semua aksi teror itu settingan. Ini yang sakit.


Menurut ku gini loh, yang dimaksud settingan itu adalah ketika kelompok ini dapat 'gerakkan' sesuai kemauan 'usernya' melalui para tokoh yang berpengaruh di kelompok tersebut. Bukan serta merta semua yang dilakukan mereka itu settingan. Peluru mereka itu beneran loh, yang mereka bawa itu bom bukan petasan.


Nah mengapa konspirasi ini bisa terjadi? Ya karna sejak awal orang orang yang ekstrem itu udah ada. Jadi mereka itu ditunggangi oleh para pemilik modal melalui tokoh tokoh yang telah diciptakan tadi, begitu.


Contoh simpel nya gini, anggap lah aku pemilik modal nih, nah aku punya pribadi sama si A, karna si A menurut ku berbahaya untuk aku. Aku cari lah orang orang yang memang dari dulu kerjaannya malakin orang, copet, curi, begal, simpel nya penjahat lah kan. Nah karna aku punya modal gede, aku beliin senjata, aku panggilin pecatan TNI/Polisi yang punya background sakit hati sama instansi nya untuk ngelatih militer para penjahat penjahat tadi. Setelah penjahat penjahat ini jadi, aku tinggal perintahin untuk serang si A berserta para kerabat kerabatnya. Kasarnya begitu lah. Apakah para penjahat penjahat tadi ga ada? Ya ada, gituloh. Posisinya disini aku yang memanfaatin mereka.


Oke, jadi apakah mungkin teroris itu ciptaan dari kekuatan besar yang memiliki modal? Iya, sangat mungkin. Makanya supaya ga manfaatin, ya jangan jadi ekstrem.


Berat ya bahasan kali ini wkwkw. Dahlah gitu aja


“Terrorism is the best political weapon for nothing drives people harder than a fear of sudden death”. -Adolf Hitler

Read More

Minggu, 10 Januari 2021

Menyendiri


Jika yang kau butuhkan hanya sendiri, maka menyendirilah. Sejenak mengistirahatkan telinga dari apa yang dikatakan orang tidak apa-apa kok. Bukan menghindar. Tapi memberi kesempatan hati untuk mencerna dengan baik, apa-apa yang sedang dirasakannya. Tanpa harus mendengar bising dari sekitarnya.

⁣Jika yang kau butuhkan hanya sendiri, maka menyendirilah. Tutup rapat pintu, dan matikan lampu. Biar saja dalam gelap kau bersembunyi. Mereka perlu kehilanganmu. Agar ada sedikit harga untuk hidupmu. ⁣


⁣Jika yang kau butuhkan hanya sendiri, maka menyendirilah. Karena bersama memang tidak selalu bahagia. Walaupun bersamamu, mereka tak pernah hilang tawa.

Sc: @tentang.ra.sa

Read More

Kamis, 31 Desember 2020

Nulis seadanya aja ya..


Ga kerasa ini udah hari terakhir ditahun 2020. Banyak cerita yang terjadi ditahun yang menyebalkan ini. 2019 lalu, sederet rencana dan harapan sudah kutuliskan untuk menghadapi 2020. Nyatanya 2020 punya hajat lain yang membuat semuanya menjadi kacau.

Ntahlah, bingung apa yang mau kuceritakan sepanjang 2020 ini. Tapi yang pasti, banyak perubahan yang terjadi dalam diriku. Tak perlu dijelaskan, karna sudah jelas jelas tidak penting untuk diceritakan. HAHA. Di 2020 terdapat banyak sekali waktu luang yang bisa kugunakan untuk tidur memahami siapa sih sebenarnya aku, apa yang sebenarnya aku mau, aku disini mau ngapain, dsb.

Ga banyak harapan untuk 2021, gaes, bukankah berjalan penuh harap itu melelahkan? Satu satunya adalah aku pengen lebih ganteng dari 2020 that's it. "Masa cuma itu?", Ya, cuma itu yang boleh orang tau. Sisanya ga penting, seriously wkwkw.

Dah ah, kali ini ga ada poin yang bisa diambil, karna emang bikin nya juga tanpa niat dan tanpa mikir. Cuma biar ada jejak di akhir tahun yang sangat membagongkan ini aja. Yo, tetap bahagia!
Read More

Kamis, 05 November 2020

Jomblo itu nasib, Gak pacaran itu prinsip


Mawar : "Kau masih normal kan?"
Gua : "Tk normal dah. Mbatu" jawab ku slengean
Mawar : "Janganlaa, jadi seram.. Emng kaunye nd pengen gitu punye doi?"
Gua : (Ngirim stiker "Ntar aku pikir dulu")
Mawar : "Aku cume pengen tau jak cowo yang dibilang; alim nd gak, nakal nd gak, terus kenape gitu ndk pacaran. Pernah disakitin kah?"
Gua : "Ntah gakla, bisa jadi.." Jawabku yang membuat dia semakin penasaran.

Itu cuma satu dari sekian banyak pertanyaan pertanyaan yang menanyakan tentang kenapa gua ga pacaran. Bosan sebenarnya, tapi emang dasarnya orangnya bodo amat jadi pertanyaan kek gitu gua anggap angin lalu aja. Seringkali juga dapat tuduhan pecinta lelaki karna jarang sekali tertarik untuk dekat sama cewe. Anjim emang. Gini gini gua masih waras bos.

Gua memang ga pernah pacaran dari jaman esde. Bukan karna ga suka cewe, tapi emang karna ga pengen aja. Eh pernah deng, pas esde kelas 4 sama kelas 6. Waktu itu seinget gua, gua pertama kali jadian sama cewe pas kelas 4 esde dan itupun bukan keinginan gua sendiri wkwkw. Jadi gua tuh jadian karna dicomblangin. Yaa walaupun emng sebenarnya suka sih, soalnya tipe idaman wkwkw. Singkat cerita, setelah lumayan langgeng bercinta monyet gua pindah ke Pontianak meninggalkan si dia tanpa sempat mengucapkan kata putus. Ea. Dan ya, putus kontak. Sampai rupanya dia juga pindah ke Jogja. Hai kamu, kalo kamu baca ini, aku cuma mau bilang, kita belom putus loh sampe sekarang kwkww..

Lanjut kelas 6, serupa tapi tak sama, gua dicomblangin lagi sama cewe dan diajakin pacaran. Kenapa gua bilang tak sama? karna ending nya beda. Selama pacaran, gua sering diajakin tuh nongkrong bareng sama yang pacaran juga. Jadi ceritanya kek ngumpul orang orang yang pacaran gitu. Disini gua mulai ngerasa ga nyaman, ntahla gimna jelasinnya. Doi orang nya posesif btw, jadi setiap pergerakan diatur, harus ini lah, harus itu lah, saat itulah gua ngerasa keknya harus selesai nih yang gini gini. Akhirnya gua sengaja cari masalah dan yaa langsung putus. Dan dari sinilah semua itu berawal.

Sejak saat itu yang tertanam di otak gua adalah pacaran = ketidak bebasan. Sangat berbanding terbalik dengan pribadi gua yang paling ga suka kalau dikekang. Pacaran = buang buang waktu. Pasti pada mau komplen, "kayak ga pernah buang buang waktu aja lu", yaa, gua emang suka buang buang waktu, tapi gua lebih memilih untuk buang buang waktu dengan hal lain, main, jalan-jalan, tidur dan hal hal lainnya yang menurut gua ngebantu gua untuk mengenal diri gua sendiri. Pacaran = meluangkan waktu buat doi. Pff, waktu ku ya waktu ku, ga ada istilah waktu ku untuk mu. Pacaran = ngabarin doi. Yang ini nih yang paling tai, jujur aja gua orang yang gasuka ngasih kabar, bahkan ke ortu gua sendiri. Gua ngasih ya karna diminta.

Terhitung dari kelas 6 esde gua udah acuh tak acuh sama yang namanya pacaran, bahkan cewek. Jujur aja, jelek jelek gini banyak loh yang dekatin wekaweka. Tapi ya karna emng udh bodo amat, semua yang deketin berakhir dengan dicuekin.

Seiring berjalannya waktu, pemahaman tentang apa itu cinta semakin bulat, mulai masuk SMP, gua berkeyakinan kalau kita memang benar benar cinta dengan seorang wanita, kita seharusnya ga macarin dia. Jauh sebelum gua ngerti kalau pacaran itu haram, menurut gua, kalau kita macarin dia dengan dalih "cinta dan sayang" kemudian putus, bukannya "cinta dan sayang" itu jatuhnya malah bullshit? Maksdunya, kita semua tau kalau pacaran ujung ujung nya ya putus. Ya, diluar sana ada yang berakhir di pernikahan. Tapi itu ga lebih dari 2/10. 

Gua punya prinsip "Ga ada yang berhak nyakitin hati kamu". Dan itulah yang buat gua ga pengen pacaran, karna gua tau, saat kita memutuskan untuk pacaran, berarti kita harus siap untuk sakit hati, dan gua ga siap akan itu.

Selain karna hal hal mendasar diatas, ada beberapa hal mendalam yang membuat gua ga pengen pacaran dan kayaknya lebih enak kalau diceritain sambil ngemil dan ditemani teh hangat. Pacaran ga pacaran itu urusan mu. Kita semua punya alasan atas apa yang kita lakukan. Dan ini adalah sebagian dari alasan ku.

Sendiri itu tenang. Tidak ada pertengkaran, kebohongan dan banyak aturan.
Read More

Senin, 02 November 2020

Salah satu pedoman


safir tajid 'iwadhan 'amman tufariquhu
fanshab fa inna ladzidza l-'aisyi fi l-nashabi

inni ra'aitu wuqufal maai yufsiduhu
in sala thaba wa in lam yasil lam yathib

wal usudu lau la firaq l-ghabi ma iftarasat
wa sahmu lau la firaq l-qausi ma yushibi

wa l-syamsu lau waqafat fil fulki daimatan
lamallaha l-nasu min 'ajamin wa min 'arabin


Artinya:
merantaulah niscaya kau akan mendapat pengganti apa yg kau tinggalkan
bekerja keraslah, karna kenikmatan hidup ada di kerja keras

aku melihat air menggenang menjadi rusak
jika mengalir akan jernih jika tidak maka akan keruh

singa tidak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
dan anak panah bila tak tinggalkan busur tak akan mengenai sasaran

jika saja matahari tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Read More