Blog ini adalah blog pribadi. Berisi tentang curhatan, sudut pandang dan pengalaman Penulis

Senin, 31 Agustus 2020

Anjay

Akhir akhir ini kata anjay sedang ramai dibicarakan. Di twitter, anjay menjadi trending topik. Hingga saat ini ada 200rb lebih cuitan tentang "anjay". Anjaayyy...(kaget)

Berawal dari laporan seorang pejantan yang bernama Lutfi Agizal ke Komnas PA dan KPAI. Kini kata anjay dinyatakan berpotensi pidana oleh komnas perlindungan anak lewat pers nya.

Alasannya adalah karna istilah tersebut adalah bentuk kekerasan verbal dan dapat dilaporkan sebagai tindak pidana. Hm

Padahal menurut aku pribadi, yang seharusnya dilakukan komnas perlindungan anak adalah mengedukasi anak anak di luar sana supaya mampu membedakan mana kata kata yang seharusnya digunakan oleh anak anak diusia tertentu. Thats it.

Aku rasa akan lebih mudah untuk mengedukasi anak anak supaya jangan menggunakan kata kata yang tidak pantas diucapkan oleh anak anak dibandingkan harus melarang penggunaan kata "anjay". Kata "anjay" bisa dibilang kata yang udah sangat familiar sekali ditelinga kita kan?. I mean, dengan tipikal orang Indonesia yang kita semua paham tingkahnya seperti apa, melarang penggunaan kata "anjay" hanya memancing orang orang untuk menggunakan kata itu secara lebiiihh masif lagi. Akhir akhir ini buktinya.

Toh kalo anjay dilarang, masih banyak kata lain selain anjay. Ada anjrit, anjas, anjrot, anjig, anjer, njer, njir, njay dsb.

Teringat sebuah Peribahasa yang mengatakan "Tangkap tikus nya. Jangan bakar lumbung nya". Ya, edukasi anaknya. Bukan hilangkan kata anjay nya.

Salam Anjay Gurinjay.. 
Read More

Sabtu, 29 Agustus 2020

Delapan Belas

Sabtu, 29 Agustus 2020. Tepat jam 00:00, genap usia ku 18 tahun. Tak terasa bayi yang dilahirkan oleh ibu Rini 18 tahun yang lalu sudah lepas bangku SMA. Ku rasa banyak yang berubah setelah aku lepas seragam putih abu abu itu. Yang dulunya ketika bangun pagi langsung bergegas mandi, sekarang setiap hari bangunnya diiringi dengan tegaknya matahari. Yang dulunya hampir setiap hari ketawa ketiwi, sekarang bingung mau ngapain lagi.

"Dulu dan kini sudah berbeda. Yang dulu bisa santai sekarang harus tegas. Tegas untuk memilih. Tegas untuk menentukan jalan hidupmu". Sedikit kutipan lagu Nostress yang berjudul tumbuh, yang menggambarkan keadaan untuk saat ini.

Aku sadar 18 bukanlah saat untuk bersantai santai lagi. Banyak yang harus dikejar untuk saat ini. Salah satunya, mimpi. Banyak mimpi yang harus dicapai untuk kedepannya. Banyak pula rintangan untuk bisa menggapai nya. 

Jika berubah adalah hal yang pasti, tentu saja aku ingin menjadi lebih berani. Berani mengambil keputusan adalah berani yang dari dulu ingin sekali aku kuasai. Sejauh ini, sepertinya aku terlalu takut untuk bisa mengambil keputusan yang tepat. Rasa takut akan kegagalan selalu membayang banyangi ketika aku diberikan pilihan. Pengecut memang, seperti kebanyakan orang diluar sana.

Mimpi ku adalah menjadi orang yang spesial. Dan untuk menjadi spesial, tidak bisa digapai dengan santai santai. Perlu usaha yang spesial juga untuk menggapai itu. 

Tetap menjadi diri sendiri itu pasti. Komitmen yang selama ini aku pegang akan selalu aku pegang. Dan aku akan berkelana kemanapun hatiku berkata.

Terima kasih untuk semua orang yang terlibat dalam pendewasaan ku. Ku ucapkan terimakasih yang tak terkira untuk yang selalu ada disekeliling ku.

Sampai bertemu di Sembilan Belas.
Read More

Senin, 24 Agustus 2020

Katak

Coba letakkan seekor katak ke dalam panci di atas kompor yang berisi air setengah badannya dan mulai hidupkan kompornya.
Katak mempunyai kemampuan menyesuaikan suhu tubuh, ketika air menjadi lebih hangat temperatur tubuhnya beradaptasi dengan suhu air. Namun saat mendekati titik didih air dia akhirnya memutuskan untuk melompat keluar dari panci.
Tetapi dia gagal, penyesuaian temperatur menguras tenaganya dan dia tak cukup kuat untuk melompat tinggi, akhirnya si Katak pun mati.

Apa yang membunuhnya? Coba pikir...
Kita pasti akan menjawab air panas lah yang membuat si Katak mati, tapi sebenarnya yang membunuhnya adalah keputusannya untuk bertahan sampai dia terpaksa melompat dan terlambat karena dia sudah tidak punya tenaga lagi.
Sama halnya seperti kita, terkadang kita memaksakan diri menyesuaikan dengan sekitarnya, terbawa suasana dan mental sekitar, dan saat kita ingin pergi kita pun menyadari terlambat untuk meninggalkan semuanya.

Sama seperti katak yang tadi, beradaptasi tidak menyadari perubahannya. Kita kira semua baik-baik saja, keadaan buruk pasti berlalu, tinggal menunggu waktu. Tapi bukannya kita bereaksi, kita malah duduk berendam dengan acuh tak acuh dalam air yang lama-lama makin panas, dan akhirnya mati.
Kita harus tahu kapan kita harus bertahan, dan kapan kita harus 'melompat' dan move on. Jika kita membiarkan lingkungan jelek di sekitar kita dan mengikutinya, maka adaptasi kita akan berbalik membunuh kita.
                            Let's decide when to jump, and move on!
Read More