Blog ini adalah blog pribadi. Berisi tentang curhatan, sudut pandang dan pengalaman Penulis

Kamis, 26 Januari 2023

The Door is Open

    Kemarin aku mempost sebuah story dengan diiringi lagu Dzawin yang judulnya "Siapa".

"Kurasa benar apa kata kawan-kawan ku, aku harus mulai membuka hati"

    Begitulah potongan bait dari salah satu lagu favorit ku yang kebetulan sangat relate dengan kondisi ku sekarang. Lagunya bercerita tentang seorang laki-laki yang pernah dikecewakan oleh harapannya sendiri, lalu pada suatu saat ia merasakan kembali apa yang ia rasakan saat pertama kali jatuh hati setelah lama tak merasakannya. Yang membedakannya kali ini adalah dengan penuh kehati-hatian. Karena setelah dikecewakan, ia merasa jatuh hati bukanlah suatu hal yang mudah. Sederhananya, kalimat yang cocok dengan lagu ini adalah "Mencoba berharap kembali". Dan ini yang sedang aku alami saat ini.

    Sedikit bercerita, sejauh ini aku sudah 2 kali merasakan berharap yang kemudian berakhir dengan kecewa. Yang pertama, kecewa karna ku anggap memang "semesta" tak meridhoi, haha. Yang kedua, kecewa karna aku terlalu takut dan terlambat untuk mengungkapkannya. Semoga yang kali tak berakhir sama, ya.

    Jatuh cinta tak pernah mudah bagi seorang yagi yang punya sudut pandanganya sendiri tentang cinta. Sering dianggap aneh dan tak jarang ku terima makian ketika tak menerima yang mencoba masuk. Karena pikirku, kalau hanya senang-senang saja, tanpa seorang wanita pun aku bisa seribu kali lebih senang. Ditambah prinsip nyeleneh ku yang tak ingin punya mantan lebih dari satu. Dengan prinsip seperti itu, aku mencoba mendoktrin diriku bahwa jatuh hati adalah hal yang sakral dan tak boleh main-main. Kalau saja aku terima semua yang mencoba masuk, mungkin jari-jari di kedua tangan ku tak cukup untuk menghitung jumlah mantan ku saat ini. Terkesan sombong dan angkuh, tapi karena tak pernah terjadi, kira-kira seperti itulah gambaran yang ada di kepala ku. Kita bebas kan melebih-lebihkan cerita kita sendiri? Karna setiap dari kita adalah pemeran utamanya, hahahaha.

    Aku tak pernah mudah menjatuhkan hati, terlebih hanya karna visualnya saja. Bukan suatu hal yang bijak menurut ku. Karena ketika menjadi sebuah hubungan, visual tak pernah ambil bagian di dalamnya. Yang menjadi pemeran utama dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Ku anggap komunikasi lah yang megambil peran penuh dalam suatu hubungan. Tentu nya komunikasi yang melibatkan perasaan.

    Pernah berpikir tentang sepasang kakek dan nenek yang masih saja mesra dalam menjalani hari tuanya? Padahal sudah penuh keriput di wajahnya. Hal yang seperti ini tak akan terjadi tanpa terjalinnya komunikasi yang baik diantara keduanya. Bayangkan betapa menyebalkannya ketika kita (cowo) sedang asik menonton tim bola kesayangan kemudian dia (cewe) tiba-tiba mengambil remot dan menggantinya ke drama korea. Jika keduanya saling mengerti satu sama lain dengan komunikasi yang baik sebelumnya, hal yang seperti ini tentu saja tak akan terjadi. Si cowo mengkomunikasikan ke Si cewe bahwa bola adalah salah satu bagian dari hidupnya, begitupula sebaliknya. Walaupun aku sendiri belum pernah mencoba berhubungan dengan wanita, kira-kira seperti itulah yang ada dalam reka di kepala ku. Bagaimana timbulnya saling mengerti karna komunikasi, bagaimana timbulnya sayang karna komunikasi, bagaimana terciptanya suasana yang hangat karna berkomunikasi.

    Kembali ke jatuh hati, singkatnya setelah lama tak pernah terbuka, kali ini perlahan akan ku coba buka. Tentu saja tak ke semua orang. Hanya ke dia yang aku tuliskan dalam tulisan ku sebelumnya, eksklusif hanya di buku. Untuk kedua kalinya aku tuliskan di tulisan ini, semoga yang kali ini tak berakhir sama seperti sebelumnya. :)

1 komentar:

  1. Berakhir nya tak sama. Tak sama karna beribu-ribu kali lipat. Menyedihkan, huu👎🏻

    BalasHapus