Blog ini adalah blog pribadi. Berisi tentang curhatan, sudut pandang dan pengalaman Penulis

Sabtu, 23 September 2023

Aku Malu

 Sulit untuk dipungkiri bahwa memang pada kenyataannya aku masih belum bisa berbenah. Masih tak ada yang berubah, sampah.

Terlalu banyak bercanda dan bersantai yang pada akhirnya aku menyadari bahwa arah pun aku tak punya, lalai. Bukan kali pertama aku tersadar sebenarnya.

Saat ini terasa lucu, ketika aku katakan akan merubah dunia. Tapi nyatanya, melipat selimut sesaat setelah bangun tidur pun aku tak mampu.

Aku tak pernah tegas.
Tegas untuk memilih.
Tegas untuk menentukan jalan hidupku.

Aku malu, kata-kataku tak ada aksi nyata.
Aku malu, pada nyatanya aku tak pernah ada upaya.
Aku malu, tapi sengaja aku tulis ini agar semua orang tau.
Bahwa memang saat ini aku se-sampah itu.

Ini kali terakhir aku tuliskan kebodohan ku.

Read More

Kamis, 20 Juli 2023

Bingung (Bukan Sajak Biasa)

Meja itu saksi atas bincang asa
Sesap kopi iringi lantunan mimpi yang membara
Tiap kata mengalun disertai makna
Makna berhimpun menjadi irama
Duduk-duduk mengaduk emosi
Semeja penuh harapan tersaji
Dalam barisan penuh kreasi
Tanpa jenuh ciptakan narasi
Mentari hadir, siulan burung bergema
Berita terdengar jadi derita
Seperti palu menghajar kita
Sebagai pemikul beban atas rencana
Betapa naifnya saat tanda tak terbaca
Selalu ada badai datang menggoda
Sekarang meja penuh dengan realita
Semua bermuara menjadi dengung saja
Di setiapnya terselit tanya
Karna apa?
Dan jawabnya sama, entah
Mungkin ini orgasme spiritualistik
Kenyang dalam angan-angan
Read More

Senin, 01 Mei 2023

Sudah

Memang kata maaf tercipta untuk memulihkan sesuatu yang telah berubah kembali seperti semula, saat kesalahan belum terlaksana.

"Maaf ya, sudah begini"
"Maaf ya, sudah begitu" dst.

Suatu kata penghapus dosa.

Namun, sama seperti prinsip "Supply & Demand" dalam hukum ekonomi, kata maaf tak lagi berarti ketika terlalu sering dalam penggunaannya. Dalam artian, selalu mengulangi kesalahan, lagi dan lagi.

Belajar dewasa dan bertanggung-jawab. Setiap sesuatu yang memang seharusnya dijaga, maka jaga. Bertanggung-jawab pada apa yang dikatakan adalah sebuah keharusan. Agar kata maaf tak seringkali diucapkan.

Bukan sebuah hal yang remeh, berhentilah bersifat kekanak-kanakan karena kepercayaan bukan sebuah permainan.

"Ah, bodohnya saya!"

Sebuah penyesalan tiada akhir, ketika janji berujung mangkir, yang pada nyatanya kembali terulang karena terlalu pengecut untuk tegas pada diri hadir.

Kita cukupkan kebiasaan menjijikan ini, usir. Buang dan jauhkan. Kamu adalah seorang pria dewasa.
Read More

Kamis, 26 Januari 2023

The Door is Open

    Kemarin aku mempost sebuah story dengan diiringi lagu Dzawin yang judulnya "Siapa".

"Kurasa benar apa kata kawan-kawan ku, aku harus mulai membuka hati"

    Begitulah potongan bait dari salah satu lagu favorit ku yang kebetulan sangat relate dengan kondisi ku sekarang. Lagunya bercerita tentang seorang laki-laki yang pernah dikecewakan oleh harapannya sendiri, lalu pada suatu saat ia merasakan kembali apa yang ia rasakan saat pertama kali jatuh hati setelah lama tak merasakannya. Yang membedakannya kali ini adalah dengan penuh kehati-hatian. Karena setelah dikecewakan, ia merasa jatuh hati bukanlah suatu hal yang mudah. Sederhananya, kalimat yang cocok dengan lagu ini adalah "Mencoba berharap kembali". Dan ini yang sedang aku alami saat ini.

    Sedikit bercerita, sejauh ini aku sudah 2 kali merasakan berharap yang kemudian berakhir dengan kecewa. Yang pertama, kecewa karna ku anggap memang "semesta" tak meridhoi, haha. Yang kedua, kecewa karna aku terlalu takut dan terlambat untuk mengungkapkannya. Semoga yang kali tak berakhir sama, ya.

    Jatuh cinta tak pernah mudah bagi seorang yagi yang punya sudut pandanganya sendiri tentang cinta. Sering dianggap aneh dan tak jarang ku terima makian ketika tak menerima yang mencoba masuk. Karena pikirku, kalau hanya senang-senang saja, tanpa seorang wanita pun aku bisa seribu kali lebih senang. Ditambah prinsip nyeleneh ku yang tak ingin punya mantan lebih dari satu. Dengan prinsip seperti itu, aku mencoba mendoktrin diriku bahwa jatuh hati adalah hal yang sakral dan tak boleh main-main. Kalau saja aku terima semua yang mencoba masuk, mungkin jari-jari di kedua tangan ku tak cukup untuk menghitung jumlah mantan ku saat ini. Terkesan sombong dan angkuh, tapi karena tak pernah terjadi, kira-kira seperti itulah gambaran yang ada di kepala ku. Kita bebas kan melebih-lebihkan cerita kita sendiri? Karna setiap dari kita adalah pemeran utamanya, hahahaha.

    Aku tak pernah mudah menjatuhkan hati, terlebih hanya karna visualnya saja. Bukan suatu hal yang bijak menurut ku. Karena ketika menjadi sebuah hubungan, visual tak pernah ambil bagian di dalamnya. Yang menjadi pemeran utama dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Ku anggap komunikasi lah yang megambil peran penuh dalam suatu hubungan. Tentu nya komunikasi yang melibatkan perasaan.

    Pernah berpikir tentang sepasang kakek dan nenek yang masih saja mesra dalam menjalani hari tuanya? Padahal sudah penuh keriput di wajahnya. Hal yang seperti ini tak akan terjadi tanpa terjalinnya komunikasi yang baik diantara keduanya. Bayangkan betapa menyebalkannya ketika kita (cowo) sedang asik menonton tim bola kesayangan kemudian dia (cewe) tiba-tiba mengambil remot dan menggantinya ke drama korea. Jika keduanya saling mengerti satu sama lain dengan komunikasi yang baik sebelumnya, hal yang seperti ini tentu saja tak akan terjadi. Si cowo mengkomunikasikan ke Si cewe bahwa bola adalah salah satu bagian dari hidupnya, begitupula sebaliknya. Walaupun aku sendiri belum pernah mencoba berhubungan dengan wanita, kira-kira seperti itulah yang ada dalam reka di kepala ku. Bagaimana timbulnya saling mengerti karna komunikasi, bagaimana timbulnya sayang karna komunikasi, bagaimana terciptanya suasana yang hangat karna berkomunikasi.

    Kembali ke jatuh hati, singkatnya setelah lama tak pernah terbuka, kali ini perlahan akan ku coba buka. Tentu saja tak ke semua orang. Hanya ke dia yang aku tuliskan dalam tulisan ku sebelumnya, eksklusif hanya di buku. Untuk kedua kalinya aku tuliskan di tulisan ini, semoga yang kali ini tak berakhir sama seperti sebelumnya. :)

Read More

Senin, 03 Oktober 2022

Kanjuruhan Disaster & Gas Air Mata

1 Oktober 2022
Derby jatim antara Arema vs Persebaya berubah menjadi bencana terburuk sepanjang sejarah sepak bola di negeri ini. Ratusan korban tewas, bukan karna tawuran, bukan! Tragedi ini terjadi karna supporter yang panik dan berdesak-desakkan yang kemudian ada yang terinjak-injak, kehabisan oksigen, sesak napas dan kemudian meninggal. Karna apa? KARNA GAS AIR MATA YANG DILONTARKAN TEPAT KE TRIBUN PENONTON!

Kenapa gas air mata dilarang penggunaannya di stadion?

Perlu kawan kawan ketahui, sederhananya prosedur penanganan massa di stadion nd bisa disamakan dgn jalan raya. Dan di stadion nd se-luwes kalo kita di jalan raya pada saat aksi dsb dsb. 
Perlu kawan kawan ketahui, di stadion, pintu keluar dari tribun itu kecil dan sempit. Nd perlu ada gas air mata pun, supporter selalu menumpuk di pintu keluar setiap kali sehabis pertandingan. 

Penggunaan gas air mata di stadion ini udah ada diatur oleh FIFA dalam aturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety and Security).  Petugas Keamanan tidak diperkenankan memakai gas air mata bahkan membawanya masuk ke dalam stadion. 

Tertulis di pasal 19 b tentang petugas penjaga keamanan lapangan (Pitchside stewards), yang berbunyi, 

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan).

Tapi apa mau dikata, gas air mata terlontar dan korban jiwa berjatuhan di tragedi kanjuruhan kemarin. 

Supporter norak turun kelapangan! 

Dengan berat hati harus kita akui kalo memang supporter yg turun ke lapangan itu kampungan dan cenderung rusuh. Tapi perlu kawan kawan ketahui lagi, supporter turun ke lapangan bukan baru kemaren. Sudah terlalu sering.

Ambil contoh, pada tahun 2019 ketika Persebaya kalah dari Pss Sleman, bonek turun ke lapangan dan membakar apapun yg bisa dibakar. Anarkis dan out of control sekali waktu itu. Apa yg dilakukan polisi? Mengamankan pemain tok, setelah pemain aman mereka cuma diam dan berkumpul di lapangan. Kerugian materil nya luar biasa. Tapi nihil korban jiwa. Bijak! 

Ambil contoh lagi, ketika clash antara BCS dan Aremania di Maguwoharjo, Sleman. Yang memang tawuran antara supporter. Rusuh sekali waktu itu. Apa yang dilakukan aparat keamanan disana? Mukul mundur bcs dgn pentungan dan hanya mengamankan Official, Pemain dan Aremania tok! Setelah itu mereka cuma mengawasi dari tengah lapangan.

Ini berbeda dengan tragedi Kanjuruhan kemarin. 

Supporter turun ke lapangan untuk protes ke pemain mereka (Arema) sekaligus menyemangati. Memang begitulah yang sering terjadi di sepak bola Indonesia. Hal yang sangat lumrah sekalii. Percayalah mereka NDA MUNGKIN ngelukai pemain mereka, apalagi punya niat untuk membunuh. Semua ini terjadi karna memang ini laga derby. Arema dan Persebaya udah jadi rival dari jaman dulu. 
Tensi tinggi di laga derby udah biasa. Ketika supporter ngelempar botol dan meneriakkan makian makian terhadap tim rival sangattt wajar terjadi di laga derby. Bukan hanya di Indonesia aku rasa. Karena laga derby menurut para supporter adalah ajang pertaruhan harga diri. 

Tragedi Kanjuruhan kemaren aparat keamanannya OVER ACTING. 

Jargon "tegas dan terukur" hanyalah bualan belaka. Kenyataan di lapangan, aparat lepas kendali, arogan dan seolah-olah menganggap bahwa supporter yang turun ke lapangan adalah musuh negara yang berpotensi mengkudeta presiden dan membahayakan keamanan negara. "Mereka berbahaya, harus kita bunuh!" Begitu kira kira yang terjadi kemarin.

Pukulin pake pentungan LEBIH DARI CUKUP! 

Kalau saja mereka menjalankan tugas sebagai aparat keamanan dengan prosedur yang sesuai, yaitu MENGAMANKAN pertandingan, aku rasa cukup lah yang dilakukan seperti kejadian-kejadian yang sebelumnya udah aku sebutkan. Bukannya malah nembakin gas air mata ke tribun yang malah membuat situasi semakin chaos dan supporter yang di tribun panik menyelamatkan diri. 

Semua orang panik saat gas air mata meletup tepat di tribun tempat mereka berdiri. Dengan keadaan stadion yang udah aku sebutkan diawal, semua orang secara bersamaan ingin menyelamatkan diri mereka. Bukan selamat yang mereka dapatkan, tapi tragedi lah yang terjadi. 
Di tribun isinya bukan hanya laki-laki. Bukan juga perusuh semua. Ada orang tua, perempuan dan anak kecil di sana. Nda terlintas kah di otak kalian sesaat sebelum menarik pelatuk pelontar gas air mata tuh? Dengan gagahnya kalian lontarkan gas air mata ke sana. P, otak kalian di mana? 

Karna GAS ATR MATA!!

Dibakarnya 10 mobil dinas polri dan gugurnya 2 anggota polri adalah imbas dari terlontar nya gas air mata yang meletup tepat di tribun. Siapa yang nda terbakar amarahnya ketika berada di posisi supporter yang berada di Kanjuruhan malam itu?

Setau aku, mereka yang berseragam di sana ada diberikan ilmu tentang psikologi massa. Kemana larinya pemahaman itu? Ooo pak!!? Mukulin SATU orang supporter di depan ribuan supporter lainnya hanya akan menyulut emosi ribuan supporter yang TIDAK dipukulin. Aku rasa mereka paham ini. Nd mungkin nd paham. Mereka menempuh pendidikan selama 6 bulan, harusnya keluar pendidikan jadi seorang penegak hukum yang pintar dan tidak bodoh. 

"Bukan saatnya kita untuk saling menyalahkan. Harusnya kita saling menguatkan"

Betul apa yang diucapkan Abdur Arsyad, sayangnya kalimat seperti ini keluar dari mulut orang yang selalu menyalahkan supporter. Mereka yang mengatakan itu, itu mulut yang sama yang selalu menyalahkan supporter. 
Kawan-kawan aku banyak dari Aremania. Demi apapun, satu stadion menyalahkan polisi yang bertindak gegabah, arogan dan cenderung bodoh dalam menyikapi kejadian kemarin.

Akhir kata 

Semua lini harus berbenah dalam tragedi ini. Supporter, Polri, TNI, PSSI, Panpel, PT LIB dan Indosiar.

"Tidak ada sepak bola, yang seharga dengan nyawa manusia". Jujur capek harus nyucapkan ini setiap tahun. Tidak ada semoga, tragedi ini HARUS jadi yang terakhir dalam sejarah sepakbola di Indonesia. 
Maaf kalau ada perkataan yang menyinggung, kalaupun tersinggung silakan instrospeksi.

Apapun yang terjadi, kami tetap janji mendukung bola negeri ini!


Al-Fatihah 

3.10.22
Virg Yagi Pramudita
Read More