Blog ini adalah blog pribadi. Berisi tentang curhatan, sudut pandang dan pengalaman Penulis

Kamis, 15 April 2021

73r0r12


Belakangan ini kita dihebohkan dengan aksi teror yang terjadi di Makassaar dan yang terakhir (semoga) di Mabes Polri. Untungnya ga ada korban jiwa dari kedua aksi tersebut, tapi dampaknya di masyarakat sedikitnya agak terasa. Mulai dari perdebatan "Teroris ga punya agama" sama "Teroris punya agama, Agama nya Islam", Sampe "Teroris itu konspirasi. Mainannya intelijen" sama "Konspirasi bapak lu".


You know what? Semua hal tentang teroris, bagi aku pribadi menarik untuk dibahas. And i do love conspiration haha. Semua yang aku tulis adalah berdasarkan yang aku tau. Bukan fakta. Inget ya, bukan fakta. Kita ga tau fakta nya gimana. Tanya aja sama yang berwajib kalo masalah itu mah.


Oke, mari kita coba bahas.


"Teroris punya agama ga sih?"

Ya punya, Islam kan agamanya? Iya kan? Iya dongg. Karna sejauh ini yang melakukan aksi teror khusus nya di Indonesia adalah orang yang beragama Islam. Terus kenapa sih mereka mau ngelakuin aksi teror kyk gitu?


Oke, yang pertama harus kita pahami adalah di dalam ajaran Islam ada yang namanya Jihad. Apasih jihad itu?

Jihad dapat dimaknai sebagai “qital” atau “perang”, jihad juga dapat dimaknai untuk seluruh perbuatan yang memperjuangkan kebaikan.

 

Jihad dilakukan sesuai dengan keadaannya. Jika keadaannya menuntut seorang muslim berperang karena kaum muslim mendapat serangan musuh, maka jihad seperti itu wajib.

Namun jika dalam keadaan damai, maka medan jihad sangat luas, yaitu pada semua usaha untuk mewujudkan kebaikan seperti dakwah, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain.


Sangat tidak tepat, selalu memaknai jihad dengan “qital” atau “perang”, apalagi menggelorakan jihad dalam makna ini dalam keadaan damai.


Disitulah kekeliruan dalam memahami makna jihad bagi para telolis telolis ini. Menurut mereka jihad adalah perang, titik.


Nah, jihad menurut pengertian mereka inilah yang menjadi alasan dan latar belakang mereka untuk membenarkan apa yang mereka lakukan.


Oke, jadi poin nya adalah iya kalau teroris itu mempunyai agama. Iya kalau agama yang anut mereka adalah Islam. Tapi, ada pemahaman yang salah tentang apa yang mereka anut.


"Teroris itu ada atau engga?"


Jawabannya, ada! Kalau kita bilang teroris itu ga ada, lalu yang bawa bom dan tembak tembakin itu apa? Robot?

Mereka itu jelas jelas ada. Organisasi mereka ada. Mereka mati nya benaran. Mereka bunuh nya beneran. Mereka bawa bom beneran. Mereka ngebom gereja itu beneran. Mereka nyerang mabes itu beneran. Jadi konyol kalau ada yang bilang teroris itu ga ada, teroris itu settingan. Sama kyk orang yang ga percaya covid. Kek kek, otak nya dimana?


Apakah teroris itu konspirasi?


Nah, ini yang menarik. Seperti halnya segala aspek kehidupan yang lain. Teroris juga ga luput dari teori konspirasi. Dari sekian banyak teori konspirasi, konspirasi tentang teroris lah yang paling menarik menurut aku. Karna minim nya informasi yang bisa didapatkan tentang hal ini.


Pidato Donald Trump saat kampanye di mississippi menjadi heboh karna menyebutkan nama Hillary Clinton dan Obama. Kata belio, yang menciptakan isis adalah adalah Hillary Clinton dan Obama. Udah pernah liat video nya? Cari sendiri lah ya, di yutub banyak. Donald Trump selalu menuduh Clinton adalah founder nya isis. Clinton juga pernah bilang kalau orang orang yang mereka perangi di timur tengah saat itu adalah orang orang yang mereka danai, orang orang yang mereka latih. Obama juga pernah bilang dipidato nya agar segera melakukan pelatihan untuk para mujahiddin ditaliban.


Camp Bucca di irak diklaim menjadi incubator bagi munculnya tokoh tokoh ektremis yang kemudian menjadi tokoh tokoh isis dan kelompok teror di timur tengah.


Nah dari sini lah kemudian orang orang selalu berpikir kalau teroris itu adalah settingan. Yang kemudian menjadi keliru adalah orang orang mengeneralisasi kalau semua aksi teror itu settingan. Ini yang sakit.


Menurut ku gini loh, yang dimaksud settingan itu adalah ketika kelompok ini dapat 'gerakkan' sesuai kemauan 'usernya' melalui para tokoh yang berpengaruh di kelompok tersebut. Bukan serta merta semua yang dilakukan mereka itu settingan. Peluru mereka itu beneran loh, yang mereka bawa itu bom bukan petasan.


Nah mengapa konspirasi ini bisa terjadi? Ya karna sejak awal orang orang yang ekstrem itu udah ada. Jadi mereka itu ditunggangi oleh para pemilik modal melalui tokoh tokoh yang telah diciptakan tadi, begitu.


Contoh simpel nya gini, anggap lah aku pemilik modal nih, nah aku punya pribadi sama si A, karna si A menurut ku berbahaya untuk aku. Aku cari lah orang orang yang memang dari dulu kerjaannya malakin orang, copet, curi, begal, simpel nya penjahat lah kan. Nah karna aku punya modal gede, aku beliin senjata, aku panggilin pecatan TNI/Polisi yang punya background sakit hati sama instansi nya untuk ngelatih militer para penjahat penjahat tadi. Setelah penjahat penjahat ini jadi, aku tinggal perintahin untuk serang si A berserta para kerabat kerabatnya. Kasarnya begitu lah. Apakah para penjahat penjahat tadi ga ada? Ya ada, gituloh. Posisinya disini aku yang memanfaatin mereka.


Oke, jadi apakah mungkin teroris itu ciptaan dari kekuatan besar yang memiliki modal? Iya, sangat mungkin. Makanya supaya ga manfaatin, ya jangan jadi ekstrem.


Berat ya bahasan kali ini wkwkw. Dahlah gitu aja


“Terrorism is the best political weapon for nothing drives people harder than a fear of sudden death”. -Adolf Hitler

Read More

Minggu, 10 Januari 2021

Menyendiri


Jika yang kau butuhkan hanya sendiri, maka menyendirilah. Sejenak mengistirahatkan telinga dari apa yang dikatakan orang tidak apa-apa kok. Bukan menghindar. Tapi memberi kesempatan hati untuk mencerna dengan baik, apa-apa yang sedang dirasakannya. Tanpa harus mendengar bising dari sekitarnya.

⁣Jika yang kau butuhkan hanya sendiri, maka menyendirilah. Tutup rapat pintu, dan matikan lampu. Biar saja dalam gelap kau bersembunyi. Mereka perlu kehilanganmu. Agar ada sedikit harga untuk hidupmu. ⁣


⁣Jika yang kau butuhkan hanya sendiri, maka menyendirilah. Karena bersama memang tidak selalu bahagia. Walaupun bersamamu, mereka tak pernah hilang tawa.

Sc: @tentang.ra.sa

Read More

Kamis, 31 Desember 2020

Nulis seadanya aja ya..


Ga kerasa ini udah hari terakhir ditahun 2020. Banyak cerita yang terjadi ditahun yang menyebalkan ini. 2019 lalu, sederet rencana dan harapan sudah kutuliskan untuk menghadapi 2020. Nyatanya 2020 punya hajat lain yang membuat semuanya menjadi kacau.

Ntahlah, bingung apa yang mau kuceritakan sepanjang 2020 ini. Tapi yang pasti, banyak perubahan yang terjadi dalam diriku. Tak perlu dijelaskan, karna sudah jelas jelas tidak penting untuk diceritakan. HAHA. Di 2020 terdapat banyak sekali waktu luang yang bisa kugunakan untuk tidur memahami siapa sih sebenarnya aku, apa yang sebenarnya aku mau, aku disini mau ngapain, dsb.

Ga banyak harapan untuk 2021, gaes, bukankah berjalan penuh harap itu melelahkan? Satu satunya adalah aku pengen lebih ganteng dari 2020 that's it. "Masa cuma itu?", Ya, cuma itu yang boleh orang tau. Sisanya ga penting, seriously wkwkw.

Dah ah, kali ini ga ada poin yang bisa diambil, karna emang bikin nya juga tanpa niat dan tanpa mikir. Cuma biar ada jejak di akhir tahun yang sangat membagongkan ini aja. Yo, tetap bahagia!
Read More

Kamis, 05 November 2020

Jomblo itu nasib, Gak pacaran itu prinsip


Mawar : "Kau masih normal kan?"
Gua : "Tk normal dah. Mbatu" jawab ku slengean
Mawar : "Janganlaa, jadi seram.. Emng kaunye nd pengen gitu punye doi?"
Gua : (Ngirim stiker "Ntar aku pikir dulu")
Mawar : "Aku cume pengen tau jak cowo yang dibilang; alim nd gak, nakal nd gak, terus kenape gitu ndk pacaran. Pernah disakitin kah?"
Gua : "Ntah gakla, bisa jadi.." Jawabku yang membuat dia semakin penasaran.

Itu cuma satu dari sekian banyak pertanyaan pertanyaan yang menanyakan tentang kenapa gua ga pacaran. Bosan sebenarnya, tapi emang dasarnya orangnya bodo amat jadi pertanyaan kek gitu gua anggap angin lalu aja. Seringkali juga dapat tuduhan pecinta lelaki karna jarang sekali tertarik untuk dekat sama cewe. Anjim emang. Gini gini gua masih waras bos.

Gua memang ga pernah pacaran dari jaman esde. Bukan karna ga suka cewe, tapi emang karna ga pengen aja. Eh pernah deng, pas esde kelas 4 sama kelas 6. Waktu itu seinget gua, gua pertama kali jadian sama cewe pas kelas 4 esde dan itupun bukan keinginan gua sendiri wkwkw. Jadi gua tuh jadian karna dicomblangin. Yaa walaupun emng sebenarnya suka sih, soalnya tipe idaman wkwkw. Singkat cerita, setelah lumayan langgeng bercinta monyet gua pindah ke Pontianak meninggalkan si dia tanpa sempat mengucapkan kata putus. Ea. Dan ya, putus kontak. Sampai rupanya dia juga pindah ke Jogja. Hai kamu, kalo kamu baca ini, aku cuma mau bilang, kita belom putus loh sampe sekarang kwkww..

Lanjut kelas 6, serupa tapi tak sama, gua dicomblangin lagi sama cewe dan diajakin pacaran. Kenapa gua bilang tak sama? karna ending nya beda. Selama pacaran, gua sering diajakin tuh nongkrong bareng sama yang pacaran juga. Jadi ceritanya kek ngumpul orang orang yang pacaran gitu. Disini gua mulai ngerasa ga nyaman, ntahla gimna jelasinnya. Doi orang nya posesif btw, jadi setiap pergerakan diatur, harus ini lah, harus itu lah, saat itulah gua ngerasa keknya harus selesai nih yang gini gini. Akhirnya gua sengaja cari masalah dan yaa langsung putus. Dan dari sinilah semua itu berawal.

Sejak saat itu yang tertanam di otak gua adalah pacaran = ketidak bebasan. Sangat berbanding terbalik dengan pribadi gua yang paling ga suka kalau dikekang. Pacaran = buang buang waktu. Pasti pada mau komplen, "kayak ga pernah buang buang waktu aja lu", yaa, gua emang suka buang buang waktu, tapi gua lebih memilih untuk buang buang waktu dengan hal lain, main, jalan-jalan, tidur dan hal hal lainnya yang menurut gua ngebantu gua untuk mengenal diri gua sendiri. Pacaran = meluangkan waktu buat doi. Pff, waktu ku ya waktu ku, ga ada istilah waktu ku untuk mu. Pacaran = ngabarin doi. Yang ini nih yang paling tai, jujur aja gua orang yang gasuka ngasih kabar, bahkan ke ortu gua sendiri. Gua ngasih ya karna diminta.

Terhitung dari kelas 6 esde gua udah acuh tak acuh sama yang namanya pacaran, bahkan cewek. Jujur aja, jelek jelek gini banyak loh yang dekatin wekaweka. Tapi ya karna emng udh bodo amat, semua yang deketin berakhir dengan dicuekin.

Seiring berjalannya waktu, pemahaman tentang apa itu cinta semakin bulat, mulai masuk SMP, gua berkeyakinan kalau kita memang benar benar cinta dengan seorang wanita, kita seharusnya ga macarin dia. Jauh sebelum gua ngerti kalau pacaran itu haram, menurut gua, kalau kita macarin dia dengan dalih "cinta dan sayang" kemudian putus, bukannya "cinta dan sayang" itu jatuhnya malah bullshit? Maksdunya, kita semua tau kalau pacaran ujung ujung nya ya putus. Ya, diluar sana ada yang berakhir di pernikahan. Tapi itu ga lebih dari 2/10. 

Gua punya prinsip "Ga ada yang berhak nyakitin hati kamu". Dan itulah yang buat gua ga pengen pacaran, karna gua tau, saat kita memutuskan untuk pacaran, berarti kita harus siap untuk sakit hati, dan gua ga siap akan itu.

Selain karna hal hal mendasar diatas, ada beberapa hal mendalam yang membuat gua ga pengen pacaran dan kayaknya lebih enak kalau diceritain sambil ngemil dan ditemani teh hangat. Pacaran ga pacaran itu urusan mu. Kita semua punya alasan atas apa yang kita lakukan. Dan ini adalah sebagian dari alasan ku.

Sendiri itu tenang. Tidak ada pertengkaran, kebohongan dan banyak aturan.
Read More

Senin, 02 November 2020

Salah satu pedoman


safir tajid 'iwadhan 'amman tufariquhu
fanshab fa inna ladzidza l-'aisyi fi l-nashabi

inni ra'aitu wuqufal maai yufsiduhu
in sala thaba wa in lam yasil lam yathib

wal usudu lau la firaq l-ghabi ma iftarasat
wa sahmu lau la firaq l-qausi ma yushibi

wa l-syamsu lau waqafat fil fulki daimatan
lamallaha l-nasu min 'ajamin wa min 'arabin


Artinya:
merantaulah niscaya kau akan mendapat pengganti apa yg kau tinggalkan
bekerja keraslah, karna kenikmatan hidup ada di kerja keras

aku melihat air menggenang menjadi rusak
jika mengalir akan jernih jika tidak maka akan keruh

singa tidak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
dan anak panah bila tak tinggalkan busur tak akan mengenai sasaran

jika saja matahari tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Read More