Blog ini adalah blog pribadi. Berisi tentang curhatan, sudut pandang dan pengalaman Penulis

Kamis, 28 April 2022

Tembakau

"Kok bisa ya orang-orang tuh ngerokok". Kira-kira begitulah kata ku ketika aku masih duduk di bangku SMA.

Aku sama sekali ga tertarik sama rokok, karna aku punya pengalaman yang sedikit menjengkelkan dengan sebatang tembakau yang disebut rokok ini. Waktu masih bocil, aku pernah curi curi ngisep sisa putung rokok di asbak papah-ku. Kondisi saat itu rumah lagi sepi, tak sengaja kulihat ada putung rokok yang masih sedikit agak panjang dari putung rokok yang biasanya udah sisa filternya aja. Seingat-ku aku pernah ngisep rokok dari bungkusnya tanpa dibakar dan ternyata rasanya maniss. Setelah dicicipi ku masukkan kembali ke bungkusnya, ku tutup, kemudian ku letakkan ke tempat semula dengan harapan papah-ku ga pernah tau apa yang terjadi dengan sebatang rokok miliknya, hahaha, padahal kalo dipikir pikir lagi sekarang, filter rokok yang aku hisap waktu itu kan pasti basah kan ya, hahaha. Kembali ke cerita tadi, setelah melihat ada kesempatan emas, rasa penarasan ku bergejolak! 

"terakhir kali aku isap rasanya manis, kalo dibakar gimana ya rasanya?" pikir ku.
 
Tanpa basa basi segera ku ambil putung rokok yang sudah sedikit bercampur dengan abu rokok lainnya. Ku bersihkan sedikit, ku bakar, lalu ku hisap. 

"Uuuuhhukkkkk uuuhukkkkkk!" SIAL! Rasanya seperti roh-ku hampir terlepas dari raga mungil ini.

Ku matikan rokok itu dengan mata yang sedikit berair. "Ga lagi lagi aku ngisap rokok!" Ikrar ku waktu itu.

Waktu berjalan tak terasa aku udah duduk di bangku sekolah menengah atas. Di SMA, aku udah mulai terbiasa melihat anak sekolah yang masih pake seragam dengan sebatang rokok terselip diantara jari tengah dan telunjuknya. Kebetulan teman-teman dekat ku saat di SMA sejak smp udah akrab dengan rokok. Bahkan ada yang udah akrab sejak pake seragam merah putih. Bukan membanggakan diri, tapi memang diantara kami berlima paru-paru ku lah yang paling bersih, haha. Dibeberapa kesempatan, saat lagi nongkrong aku ga pernah luput dari tawaran-tawaran jahanam mereka.

"Gii.." tawarnya dengan senyum menggoda
"Lanjutt.." jawaban andalan ku saat ditawari

Ribuan kali ditawari, tapi dengan hati yang teguh tidak ku amini. Terlebih rokok yang ditawarkan mereka adalah Surya, yang katanya cukup berat untuk orang yang bukan perokok.

Singkat cerita, diakhir kelas 12, dengan tawaran yang begitu intens serta terstruktur, akhirnya dibeberapa kesempatan aku terima tawaran mereka untuk nyoba ngerokok. Tentu saja dengan syarat selain surya, haha. Seperti biasa,

"Gii.."

Aku ambil lah rokok yang ditawarkan. Aku hidupkan korek dan mulai membakar ujung rokok sampoerna yang udah ada dibibir-ku dengan diiringi senyum jahanam khas mereka. Ku hembuskan hisapan pertama ku dan langsung disambut tertawa jahat mereka karna berhasil membuat aku ngerokok. Tapi tentu saja aku ga berani ngisap sampe ke dalam paru-paru. Jadi sekedar asap menggumpal di mulut lalu dihembuskan, hehe.

Dari situlah tanpa sengaja aku mulai terbiasa dengan rokok. "Sekedar buat gaya-gayaan pas nongkrong" pikir ku

Seiring berjalannya waktu, mulai penasaran gimana rasanya kalo dihisap sampe paru-paru, aku cobalah buat sampe ke dalem, dan rasanya memang agak sedikit pusing. Terus berulang-ulang setiap nongkrong selalu patungan buat beli sebungkus tembakau dan semakin terbiasa.

Sampai suatu ketika ada aku kopdar dengan komunitas supporter timnas, di komunitas itu aku belum ada kenal dengan satu orang pun. Di perjalan menuju lokasi kopdar terlintas di kepala ku "Apa beli rokok aja ya?", karna katanya untuk kenalan sama orang di tongkrongan akan lebih mudah kalau sambil berbagi rokok. Bahkan hanya meminjam korek aja bisa jadi teman. Kebetulan duit juga lagi banyak di dompet, hasil dari ngasih makan ayam di blok belakang selama orangnya pergi ke luar kota. Berhentilah aku di kios pinggir jalan buat beli sebungkus rokok sampoerna, yang kecil aja, toh untuk dibagi-bagiin juga kan, haha.

Datanglah aku ke lokasi kopdar dan langsung ikut nimbrung. Di sela sela ngobrol ada yang nyeletuk 

"Eh, tak ade rokok ke nih? ayo lah patungan kite beli rokok"
"Waktu yang pas!" dalam hati ku. Langsung aku keluarkan sebungkus rokok dari saku sebelah kiri celana ku beserta koreknya, "Eh nah rokok na. Sile sile"

Mereka pun satu satu menghampiri dan memulai basa basi perkenalan.

"DUDE, IT WORKS!"

Dari kejadian itu aku berpikir "asik juga kalo kyk ginii". Terlebih untuk aku yang sulit untuk bisa memulai percakapan dan berkenalan dengan strangers waktu itu.

Waktu berjalan dan aku yang sudah mulai akrab dengan rokok. Setiap nongkrong selalu patungan untuk beli sebungkus rokok. Diposisi ini aku sudah mulai merokok tapi dengan intensitas yang masih sangat rendah. Ga lebih dari 2 batang setiap nongkrong, karna memang masih sangat baru dan sehabis ngerokok pasti selalu pusing.

Disetiap kali ngerokok, aku cuma dapat asiknya, ga dengan enaknya. Sampailah ketika aku lagi pusing dengan tugas-tugas yang ada, dengan rapat yang membabi buta dan dengan hal-hal yang agak sedikit menguras pikiran, sebatang tembakau hadir bak penenang suasana. Gokil emang, ntah ini sugesti atau gimana tapi yang pasti setiap hembusan nya ketika kita lagi pusing atau stress rasanya niqmad', HAHAHAHA.

Dari situlah yang awalnya aku bilang setiap kali ngerokok aku cuma dapat asiknya, ga dengan enaknya, sekarang berubah, dapat asik sekaligus enaknya. Di titik ini aku mulai aktif ngerokok, mulai beli sebungkus rokok sendiri, awalnya udah nyaman dengan esse change juicy, ga berat sekaligus ada rasanya. Tapi hari ke hari beli beli beli lumayan kerasa parah di dompet. Akhirnya beralih ke camel, agak sediikiiitt berat, ada rasanya dan juga harganya yang bersahabat untuk kantong mahasiswa. Belakangan ini camel ada sebuah kombinasi yang perfecto, haha.

Mulai aktif banget ngerokok sampai-sampai setiap kali keluar rumah harus singgah dan menyisihkan 15k untuk beli Camel Ungu.

Aku adalah orang yang ga pernah bohong ke orang tua dan selalu cerita apa yang aku lakukan di luar rumah. Baik buruknya selalu terus terang aku ceritain. Itulah kenapa aku mendapatkan 1000% kepercayaan orang tua ku, itulah kenapa aku selalu bebas kemanapun aku mau, itulah kenapa aku selalu bebas mau pulang jam berapa, bahkan ga pulang sekalipun. Itulah kenapa aku ga pernah ditelfon kalau lagi di luar, ditanyain lagi di mana, sama siapa, ngapain aja. Selain karna udah gede, orang tua aku tau di luar aku ngapain aja setelah aku pulang ke rumah.

"Karna aku percaya bahwa kunci kebebasan itu jujur"
Oleh karna itulah aku ngerasa orang tua aku harus tau kalau aku ngerokok. Jadi, disuatu malam yang tenang aku bawa sebungkus rokok ke kamar mamah ku

"Mah.." sambil senyum cengengesan
"Apaa?"
"Nihh.." aku letakkan sebungkus rokok didekatnya

Dengan reflek langsung diambilnya

"Punya siapa ni? Ngerokok kamu ya sekarang? Ohh tak patahin ni yaa?" Ancam nya, tapi dengan gertakan bercanda khas beliau
"Loh, jangan lahh. Sayang. Punya sikay itu" ucap ku sedikit panik, tapi aku yakin beliau gabakal ngelakuin itu
"(Tuiinggg)" dilemparnya ke atas lemari
"Alhamdulillah gajadi dipatahin" ucapku dalam hati sambil cengengesan
"Janganlah ngerokok ngerokok mas, badan mu udah cungkring, ngerokok lagii"
"Yaa gimanaa.. Nda bisa dihindarkan. Kawan kawan kampus pada ngerokok, ditongkrongan ngerokok, sayang kalo nda ikutan ngerokok" pembelaan ku

Setelah itu kami berdua ngobrol sambil bercanda-bercandaan lagi. "Asek, lampu kuning nihh" dalam hati ku, wkkwkw. Tapi saat itu aku masih belum berani ngerokok terang terangan di rumah, terlebih di depan orang rumah.

Esok hari nya temen-temen ku nongki di rumah, seperti biasanya. Aku dan dua orang teman ku bercerita-cerita ringan tentang hidup dengan rokok disela jari mereka. Aku ga ikutan karna yang mereka hisap saat itu adalah surya ditambah ada mamah ku yang ikut nimbrung di obrolan kami. 30 menit berjalan, salah satu teman ku mau keluar sebentar. "Ah, kesempatan buat nitip rokok nih" pikir ku. Aku nitiplah rokok camel sebungkus kepadanya. Dan benar saja, saat pulang ia masuk rumah dan langsung melemparkan sebungkus camel kepada ku. Ku lihat tak ada tanda keberatan di muka mamah ku, tak pikir lama langsung ku bakar sebatang dan melanjutkan cerita. Aku merasa mendapatkan lampu hijau saat mamah ku bilang ke teman-teman ku "Tante mau ngelarang ya nda bisa juga, udah besar, susah juga buat nda ngerokok apalagi semuanya udah pada ngerokok juga kan". Aku mendengarnya dengan senyum cengengesan dan berkata di dalam hati "Duuuddee,, hahahahaha". Saat itulah kali pertama aku merokok di depan orang rumah ku

Belakangan mamah ku bercerita dengan suami tercintanya, aku tau dan tak ada rasa cemas dalam diriku. Karna aku tau bahwa beliau akan fine-fine aja dengan semua ini. Singkat cerita beliau pulang ke rumah dari tugasnya di Jagoi babang untuk sekedar menyambut bulan puasa bersama keluarga. Malam hari nya kami ngobrol berdua sambil ngeliatin ikan di aquarium. 

"Rokok bos?" tawarnya
"Ah ndaa" tolak ku dengan senyam senyum

Tak lama, seperti biasa kalau beliau di rumah junior-junior nya selalu datang untuk ngobrol santai sambil ngopi. Aku, papah ku, om Didik dan om Ridwan. Dan seperti kebiasaan ku sejak kecil, aku selalu ikut nimbrung di obrolan mereka. Bukan berniat untuk nguping, tapi sejak kecil aku selalu dipaksa untuk nimbrung saat beliau sedang ngobrol dengan junior maupun teman-temannya. "Duduk, diam, dengarkan!" aku ingat sekali perintah beliau yang satu ini sejak masih SD. Kebiasaan ini lah yang terbawa sampai sekarang, inipula yang membuat aku banyak tau tentang dunia luar sekaligus menambah wawasan. Bahkan seringkali aku tau apa yang seharusnya belum diketahui anak seumuran ku. Lanjut, disela-sela obrolan om didik menyuruh ku untuk beli rokok karna rokok beliau udah habis. "ah, sekalian aja kali yaa aku beli rokok juga" pikir ku. Sepulang aku dari alfamart ku berikan rokok pesanan om didik dan kembaliannya. Dia nyeletuk

"Apa, kau beli rokok juga kah gii? Udahhhh, sini lah kita ngerokok bareng. Udah kuliah juga kok kau tu"

Aku senyam-senyum mendengar tawaran om didik. Ku lihat papah ku senyam senyum juga di sebelah om Ridwan. Kuberanikan diri untuk mengeluarkan rokok dari saku hoodie ku. Pelan pelan ku keluarkan sebatang, ku main-mainkan dan ku bakar dengan tangan yang sedikit gemetaran, wkwkw. Dan malam itu 4 pria dewasa mengobrol dengan rokok di jari nya masing-masing. Ada perasaan senang karna aku ga harus sembunyi-sembunyi lagi kalau ngerokok di rumah.

Besoknya kami berdua ngerokok bareng di satu asbak, kami saling tukar cerita, aku dengan cerita masa muda ku dan ia dengan cerita tentang tugas nya selama menjadi komandan tim satgas. Ia juga mengajarkan ku "etika-etika merokok ditongkrongan", hahahaha love it.

Besoknya lagi, sepulang dari sholat jumat ia masuk ke kamar dan melemparkan korek api gas mini kepada ku. "Nihh..", "Widihh gokilll" sambut ku. Aku anggap korek pemberiannya sebagai "restu" dari kebiasaan ku yang baru.

Ya begitulah kira-kira perjalanan ku tentang "tembakau". Mungkin ga ada yang bisa diambil dari cerita ini karna memang tujuan aku hanya untuk mengabadikan memori yang bisa saja kedapannya aku lupa ke dalam bentuk tulisan. Menuliskan cerita tentang perjalanan ku dengan tembakau ini 10x lebih mudah dibandingkan bercerita dengan dia. Ntah kenapa ketika aku mencoba untuk menuliskan tentangnya selalu hancur dari kalimat pertama. Yeuu curhat. Hahaha 
Read More

Minggu, 18 Juli 2021

Stop jadi nice guy


Stop jadi pria baik, karena ternyata kamu tidak sebaik itu.
Menurut Dr. Robert, ada banyak pria yang percaya jika mereka menjadi pria baik dan melakukan segala sesuatu dengan benar, maka mereka akan dicintai, kebutuhannya terpenuhi, dan memiliki kehidupan yang bebas masalah. 

Dr. Robert menyebut tipe pria tersebut sebagai Nice Guy 
dan ternyata banyak pria memiliki karakter seperti ini. Sayangnya, kelakuan Nice Guy malah membuatnya sulit mencapai tujuan dalam hidup.

Saya merangkumnya menjadi tiga hal penting dari buku ini:

Pertama, Apa itu Nice Guy?

Nice Guy adalah tipe pria yang suka membuat orang lain bahagia dan menghindari konflik. Kebaikan mereka menempatkan mereka pada posisi di mana untuk merasa berguna, mereka memiliki dorongan yang kuat untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan mereka sendiri. Sekilas ini terlihat sebagai sifat yang baik dan tidak egois. Namun, secara diam-diam, mereka berharap mendapatkan imbalan atas kebaikannya. Mereka sering kali menjadi frustasi jika tidak ada tanggapan atas kebaikan mereka. Menurut Dr. Robert, masalah Nice Guy dimulai sejak masa kanak-kanak. Sejak awal kehidupan, seorang Nice Guy punya keyakinan kalau dia tidak cukup baik. Selain itu, mereka diajarkan kalau mereka harus menjadi orang baik agar dicintai oleh orang lain.

Karena takut mengalami penolakan, dia menjadi orang yang dia yakini diinginkan oleh orang lain. Itulah alasan kenapa Nice Guy menjalani hidupnya dengan mencoba menyenangkan orang lain. Mungkin terlihat tidak ada yang salah dengan ini. Namun dalam usahanya untuk menyenangkan semua orang, Nice Guy malah menghadapi sejumlah masalah. Dengan menghindari konflik, dia sering kali dapat bertindak dengan cara yang menipu, manipulatif, atau pasif agresif. 

Ketakutannya apabila dianggap tidak sempurna dapat membuatnya tertutup atau terlalu mengontrol. Tetapi masalah terbesar adalah bahwa kebaikan seorang Nice Guy itu tidak tulus karena dilakukan dengan pamrih. Ada pemikiran yang mendasari kalau saya baik kepada kamu sehingga kamu akan memberi saya perhatian atau kasih sayang. Inilah yang mencerminkan motivasi sebenarnya dari seorang Nice Guy. 

Ketika orang lain terutama wanita menyadarinya, wanita itu cenderung langsung menjauh. Menurut Dr. Robert, mayoritas pria dengan Nice Guy Syndrome kurang mendapatkan bimbingan yang benar ketika mereka kecil. Terkadang ayah mereka tidak hadir, mengalami kekerasan, atau tidak mendapatkan perlakuan yang baik. Inilah yang kemudian membuat mereka kehilangan sosok bagaimana menjadi seorang pria yang sebenarnya. Kamu pasti pernah dengar ada wanita yang bilang ke seorang pria, kalau pria itu adalah pria yang baik, tapi wanita itu tidak pernah memilih untuk bersama pria tersebut. Nice Guy lalu terjebak dalam situasi yang kita kenal sebagai friendzone dan tidak terlihat sebagai seorang pacar potensial di mata wanita. 

Namun, ucapan wanita yang bilang kalau Nice Guy adalah pria yang baik membuat pria tersebut tetap melakukan hal yang sama dan berpegang pada prinsip kalau perilakunya pada akhirnya akan mengarah ke masa depan yang sempurna. Yang tidak dia sadari, kalau jalan yang dia pilih ternyata adalah jalur yang salah.

Kedua, Nice Guy tidak sebaik itu

Kenapa menjadi Nice Guy justru tidak baik? 

Pria dengan perilaku Nice Guy biasanya punya mindset kalau mereka melakukan sesuatu untuk lawan jenis, maka dia akan mengharapkan sesuatu sebaliknya. Apabila tidak mendapatkan hal tersebut, maka Nice Guy ini akan menjadi marah. Seorang Nice Guy seringkali melihat diri mereka sebagai korban keadaan dan akhirnya menghasilkan sesuatu yang disebut Dr. Robert sebagai Segitiga Korban. 

Penjelasannya seperti ini. 

Nice Guy memberi sesuatu kepada orang lain dengan harapan akan mendapatkan sebuah imbalan. Ketika dia tidak mendapatkan balasan yang diinginkan, ini membuat Nice Guy menjadi frustasi dan kesal. Setelah rasa frustasi dan kesalnya menumpuk cukup lama, hal itu lalu tumpah dalam bentuk serangan amarah, perilaku pasif-agresif, dan bahkan bisa berlaku kasar. Ketika siklus ini selesai, maka akan dimulai lagi dari awal. Ini adalah alasan kenapa seorang Nice Guy tidak sebaik yang orang lain kira. 

Contoh lain yang mungkin sering kamu lihat adalah ketika seorang Nice Guy berusaha mendapatkan hati wanita dengan materi. Seorang Nice Guy membeli hadiah untuk pacarnya secara berlebihan, membelikan pakaian, merencanakan kejutan khusus, dan membantu semua kebutuhan pacarnya. Namun, hal ini malah membuat wanita itu merasa terlalu berlebihan. Jadi dia mencoba menghentikannya dengan mendorongnya pergi. Hal ini lalu membuat Nice Guy menjadi marah karena merasa semua kebaikannya tidak dihargai. Nice Guy itu berharap wanita ini mencintai dia sepenuhnya 
karena dia sudah berkorban banyak kepada wanita tersebut. 
Inilah yang membuat hubungan percintaan menjadi sangat toxic.

Nice Guy juga cenderung suka menahan diri saat mereka ingin mengatakan sesuatu. Alasan utamanya karena mereka takut terjadinya konflik yang berdampak orang lain jadi tidak suka dengan mereka. Akhirnya, Nice Guy memilih untuk diam saja dan tidak menunjukkan apa yang sebenarnya mereka pikirkan agar selalu terlihat baik dan mudah setuju oleh orang lain. Ini merupakan perilaku yang berbahaya. Menahan diri terus menerus adalah masalah besar karena menghindari ekspresi diri yang sebenarnya dan jadinya terlihat tidak original. Jika kamu ingin mengatakan sesuatu, ya katakan saja. Jika kamu ingin melakukan sesuatu, lakukan saja. Jangan takut dengan apa yang orang lain pikirkan tentang kamu, dan jangan biarkan rasa takut ini menahan kamu untuk menjadi diri kamu yang sebenarnya. 

Kekuatan pribadi bukanlah berasal dari tidak adanya rasa takut. Bahkan orang yang paling berkuasa pun memiliki rasa takut. Kekuatan pribadi adalah hasil dari rasa takut, tetapi tidak menyerah pada rasa takut. 

Ketiga, Berubah dari Nice Guy

Pola yang sangat umum ketika seorang Nice Guy ingin mengubah situasi adalah melakukan kebalikan dari apa yang telah dilakukannya selama ini. Mereka merasa apabila menjadi baik saja tidak cukup, maka akhirnya menjadi pria yang brengsek. 

Tentu saja, hal ini tidak akan mengubah keadaan. Tujuannya bukan menjadi pria yang brengsek, tapi menjadi pria yang disebut oleh Dr. Robert sebagai integrated male

Pria ini memiliki beberapa karakter penting. 

Pertama, memiliki gambaran diri yang kuat dan nyaman dengan dirinya sendiri. 
Kedua, bertanggung jawab untuk memastikan kebutuhannya terpenuhi.
Ketiga, memiliki integritas artinya melakukan hal yang benar bukan hal yang diharapkan. 
Keempat, memiliki sifat sebagai seorang pemimpin. 
Kelima, berani mengungkapkan apa yang dia rasakan dan tidak takut untuk mengelola konflik yang muncul. 

Singkatnya, seorang integrated male tidak berusaha untuk menjadi sempurna atau mendapatkan pengakuan dari orang lain. Melainkan, dia menerima dirinya dan fokus pada kekuatan dan potensi dirinya. Poin penting lain untuk menjadi the integrated male adalah tahu batasan. Kebanyakan Nice Guy percaya kalau tidak punya batasan, terlalu toleran, dan menerima semua yang dilakukan pasangannya adalah strategi yang baik bagi sebuah hubungan percintaan. Padahal, ini pemahaman yang keliru. Kamu membutuhkan batasan untuk memperkuat sebuah hubungan percintaan. Batasan akan menciptakan rasa saling menghargai yang setara dan wanita menginginkan pasangan yang punya batasan yang tegas. Hubungan percintaan memang tidak selalu berjalan mulus, 
tetapi kita tidak perlu membuatnya lebih rumit daripada sebelumnya. Ketika kita selalu berusaha menyenangkan semua orang, pada akhirnya kita tidak akan menyenangkan siapapun.

Read More

Jumat, 18 Juni 2021

Fucksin!


"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, petunjuk?"
"Mas, segera menyusul mamah di kesdam. Vaksin"
"Waduh..."

Niat mager mageran pagi hari pupus karna telpon itu. Hadeh. Tapi jujur baru kali ini aku excited buat disuntik. Dari dulu aku memang anti jarum suntik. Jangankan disuntiknya, membayangkan jarumnya aja udah lemes duluan. Bawaan dari lahir wkwkw.

Jaman aku sekolah dulu, setiap ada vaksinasi atau penyuntikan gitu aku selalu kabur menyelematkan diri. Ya walaupun ujung ujungnya tetap ditusuk juga.

Vaksin adalah doa aku kala kopit baru baru mewabah di Indonesia. Itulah yang buat aku excited buat vaksin covid. Tapi ntah mengapa narasi negatif tentang vaksin sangat gencar sekali di masyarakat, hingga membuat masyarakat banyak yang takut untuk vaksin. Padahal vaksin berperan penting untuk memulihkan keadaan yang kacau sekarang. Cari cari tau sendiri tentang vaksin, aku nulis ini untuk curhat aja, bukan mau jelasin vaksin wkwkw.

Sayangnya masih banyak temen temen kita yang takut vaksin karna desas desus negatif yang beredar di media sekarang. Vaksin ini lah, vaksin itu lah.

Vaksin gamau, social distancing gamau, pake masker gamau, disaat yang bersamaan berharap keadaan pulih kembali seperti biasanya. Begitu kasus meningkat, nyalahin pemerenteh, damn! Indonesia banget. Okelah pemerintah memang berperan besar, tapi apa salahnya mulai dari diri kita sendiri? Okelah ada oknum, tapi kan ga semuanya begitu. Objektif ngono loh.

Jujur aku iri sama negara negara luar. Pemerintah nya gercep, rakyat nya manut. Disuruh vaksin, vaksin. Liat beberapa negara di luar sana. Udah ada yang ga pake masker. Yang terbaru di Hungaria, match antara Hungaria vs Portugal. Stadion penuh, 60rb penonton! ANJIR. Aku begitu baca beritanya langsung kek "Indonesia kapan kek gini woi?!" Disaat yang bersamaan aku jawab "Ah, ngimpi".


Aku benar benar pengen keadaan balik lagi kek dulu. Disaat ga ada yang namanya patuhi protokol, pake masker, sosial distancing, jangan berkerumun dan hal hal menyebalkan lainnya. Tapi apa mau dikata, keadaan sudah seperti ini adanya.

Peace out.
Read More

Selasa, 15 Juni 2021

Sadar Diri Itu Penting!



"Mas.. Mas.. Bangun. Jam 3. Mau buka pengumuman nda?"

Cemas itu kembali lagi seiring dengan terbukanya kelopak mata. Beberapa jam sebelumnya memang sengaja menidurkan diri, karna pikiran sudah terlalu sulit dikontrol walau sudah mencoba tenang.

"Haduhh. Ngapa dibangunin. Rencananya mau buka pengumuman nya telat telat bah" Kata ku sambil bangkit dari tidur

Kubuka website pengumuman dengan harap harap cemas ditemani mamah dan kakak yang sudah standby menunggu hasilnya. Sudah sekian kali ku tekan tombol "Lihat Hasil", tetapi belum kulihat hasil yang kuharapkan. Kupikir mungkin nanti malam saja aku buka lagi pengumumanny sambil terus mengklik klik klik klik.

"Selamat! Anda dinyatakan lulus SBMPTN LTMPT 2021 di PTN:
Universitas Tanjungpura
Progam studi:
Ilmu Hukum"

Kaget, pengumuman itu muncul tiba tiba merubah cemas menjadi senyum lega.  Ku peluk mamah disebelah ku sembari ia menangis haru.

Tak pikir panjang, ku video call Papah yang lagi bertugas diujung timur Kalimantan Barat.

"Pah, lulus!"

Speechless. Tak banyak berkata kata. Ucapan selamat tak henti dari mulutnya. Begitu pula saat video call grub keluarga.

Tenang dan damai ku rasakan setelah kubaca pengumuman itu. Teringat tahun kemarin saat kudapatkan ucapan

"Jangan putus asa dan tetap semangat!" Dengan huruf kapital semua.

Lucu memang saat tahun kemarin ku isi UNPAD dikedua kolom Pilihan PTN yang disediakan. Menjadi lucu karna memang kupilih salah satu universitas favorit di Indonesia itu TANPA secuil pun persiapan. "Ah, masa depan ga ada yang tau" kata ku waktu itu. 

Mengangkat beban 100 KG memang keren. Tapi saat dilakukan oleh orang yang tak pernah latihan angkat beban, hal itu menjadi konyol, kan? Apalagi seandainya keluar kata "Ah, try dulu. Belum try belum tau". Bukankah kita bisa mengukur kemampuan kita sendiri tanpa harus lebih dahulu mencoba? Iya kan? 

SADAR DIRI ITU PENTING!

Itu pelajaran yang aku dapatkan setelah melewati gabutnya setahun tanpa ngapa ngapain karna kata kata "Ah, belum try belum tau"

Allah itu ga ngasih apa yang kita inginkan. Tapi Allah akan kasih apa yang kita butuhkan
Read More

Selasa, 11 Mei 2021

Kampung Halaman


Kampung halaman. Setiap kali terdengar kata tersebut aku selalu bingung. Ya, bingung dimana sih sebenarnya kampung halaman ku, haha.

Aku pun bingung sebenarnya apa makna dari kampung halaman itu sendiri. Jika yang dimaksud adalah tempat kelahiran, berarti Cimahi adalah tempat kelahiran ku. Jika yang dimaksud adalah tempat dimana kita dibesarkan maka pilihan terbagi menjadi dua, dibesarkan dari balita sampai menjadi anak kicik yang mana tempat itu adalah Putussibau atau dibesarkan dari anak kicik sampai dengan sekarang yang mana Pontianak adalah tempatnya. Tapi jika yang dimaksud adalah kampung halaman orang tua maka Mempawah adalah jawabannya.

Bingung memang untuk menentukan yang mana sebenarnya kampung halaman ku. Tapi yang pasti disetiap kota yang pernah ada akunya memiliki memori indah yang tak akan pernah mau aku lupakan.
Read More